Sejarah Yunani Kuno: Mengapa Sebagian Wanita Sparta Punya Dua Suami?

By Hanny Nur Fadhilah, Selasa, 20 Februari 2024 | 14:00 WIB
Perempuan Sparta di sejarah Yunani kuno diizinkan untuk menikah dengan dua pria sekaligus. (Public domain)

Bagi perempuan Sparta, pendidikan sangat penting. Berbeda dengan di Athena dalam sejarah Yunani kuno, peran perempuan diharapkan untuk mengurus anak-anak dan melakukan pekerjaan rumah tangga.

Di Sparta, anak perempuan memulai pendidikannya pada usia yang sama dengan anak laki-laki (antara usia 6-7 tahun).

Sistem pendidikan terkonsentrasi pada persiapan militer dan anak perempuan mendapat pendidikan serupa.

Mereka juga menerima pendidikan jasmani, yang menggabungkan gulat, senam, dan keterampilan tempur.

Di Sparta Kuno, satu-satunya cara bagi manusia untuk menerima batu nisan adalah dengan mati dalam pertempuran. Demikian pula, bagi perempuan, kematian saat melahirkan adalah salah satu kehormatan terbesar.

Wanita yang telat menjadi seorang ibu harus menyerahkan anak laki-lakinya pada usia 7 tahun. Pada usia 7 tahun, anak laki-laki Spartan diambil dari rumah orang tuanya untuk memulai pendidikan militer 'agoge'.

Karena komunitas Sparta dirancang untuk membentuk prajurit profesional, pendidikan harus dimulai sejak usia muda.

Bagi seorang ibu Spartan, kebanggaan terbesarnya adalah membesarkan seorang prajurit yang kuat dan berani.

Menurut Plutarch, seorang wanita memberi putranya sebuah perisai dan menyuruhnya pulang “baik dengan atau di atasnya” sebelum berperang.

Dunia mengenal Sparta karena pria dan tentaranya, namun tanpa wanita, Sparta tidak akan ada.