Perang Lelantine Yunani Kuno: Kelaparan, Rebut Kekuasaan dan Wilayah

By Hanny Nur Fadhilah, Jumat, 23 Februari 2024 | 14:00 WIB
Perang Lelantine diyakini merupakan satu-satunya perang di sejarah Yunani kuno yang melibatkan banyak negara-kota. (Greek Reporter)

Nationalgeographic.co.id—Perang Lelantine diyakini terjadi antara dua kota di sejarah Yunani kuno, Chalcis dan Eretria di pulau Euboea.

Menurut beberapa penulis kuno, kedua belah pihak menginginkan akses ke Dataran Lelantine yang subur. 

Terjadi pada awal Periode Archaic antara 710 dan 650 SM, Perang Lelantine melibatkan dua kota Yunani kuno yang memiliki kepentingan ekonomi yang cukup besar.

Hal ini kemudian menarik lebih banyak negara kota di kedua sisi, yang menyebabkan perang yang melibatkan sebagian besar Yunani.

Wilayah Euboea, yang meliputi kedua kota tersebut, diyakini merupakan salah satu wilayah ekonomi terkuat di Yunani pada abad kedelapan. Chalkis serta Eretria adalah dua kekuatan utama.

Sejarawan Yunani kuno Thucydides menggambarkan Perang Lelantine sebagai perang yang luar biasa.

Hal ini lantaran satu-satunya konflik di Yunani antara Perang Troya yang mistis dan Perang Persia pada awal abad kelima SM yang melibatkan kota-kota yang bersekutu—bukan hanya satu kota saja. 

Selama beberapa waktu, Chalcis dan Eretria adalah kolaborator, bertindak, bersama kota-kota lain, untuk mendirikan koloni, atau 'rumah kedua', di Mediterania.

Tidak jelas apa yang menyebabkan kedua kekuatan tersebut berselisih atas Dataran Lelantine yang subur setelah mengelolanya bersama-sama dalam jangka waktu lama.

Meskipun peperangan memperebutkan lahan pertanian produktif sering terjadi pada Periode Archaic di Yunani kuno—contohnya adalah perang antara Megara dan Athena—asal mula Perang Lelantine mungkin ada hubungannya dengan bencana alam.

Pada akhir abad kedelapan, Attica, Euboea, dan berbagai pulau terdekat lainnya dilanda kekeringan parah.

Para sejarawan percaya bahwa pemukiman Eretria di Andros ditinggalkan sebagai akibatnya.