Nationalgeographic.co.id – Seperti diketahui, dunia mitologi Yunani penuh dengan interaksi antara para dewa dan manusia. Para dewa selalu diceritakan ikut campur dalam urusan manusia.
Para dewa mitologi Yunani bisa terlibat dalam pertempuran, berbicara dengan manusia, dan bahkan memiliki anak dengan manusia.
Jelas sekali, sejarah Yunani yang sebenarnya sangat berbeda dengan mitologi Yunani.
Akan tetapi, apakah orang-orang Yunani kuno memperhatikan perbedaan antara cara para dewa bertindak terhadap umat manusia dalam mitologi Yunani?
Apakah ketidakhadiran mereka dalam kehidupan nyata membuat manusia menjadi lebih baik?
Kapan sebenarnya mereka percaya bahwa para dewa mitologi Yunani berhenti berinteraksi dengan manusia?
Sejarah Yunani bukanlah akhir dari mitologi Yunani
Kenyataannya, era sejarah Yunani yang terdokumentasi dengan baik bukanlah akhir dari mitologi Yunani.
Faktanya, peristiwa-peristiwa mitologis dan manusia terus bermunculan sepanjang zaman klasik.
Herodotus dan Ctesias, misalnya, keduanya mendeskripsikan berbagai bangsa fantastik yang termasuk dalam mitologi Yunani.
Sejalan dengan ini, kenyataannya para dewa sendiri diduga masih berinteraksi dengan manusia kuno setelah era tradisional mitologi Yunani.
Misalnya, Arion sezaman dengan Periander, seorang tiran dari Korintus yang hidup pada akhir abad ketujuh, awal abad keenam SM.