Kisah Da Yu Sang Pengendali Air dalam Mitologi Tiongkok, Apakah Nyata?

By Tri Wahyu Prasetyo, Selasa, 27 Februari 2024 | 13:00 WIB
Penggambaran dinasti Han tentang Yu dari kuil Wu Liang. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Banyak yang berspekulasi bahwa jika bencana sejarah banjir benar-benar terjadi, maka pendirian dinasti Xia juga terjadi dalam beberapa dekade. 

“Kerangka-kerangka telah ditemukan di gua-gua di Lajia, menunjukkan bahwa mereka adalah korban gempa bumi yang mematikan, yang menyebabkan tanah longsor dan banjir besar di sepanjang tepi Sungai Kuning,” kata Dani.

Kuil Yu

Yu yang Agung sangat dihormati oleh rakyat Tiongkok, dan beberapa patung serta kuil dibangun untuk menghormatinya.

Setelah kematiannya, putra Yu menguburkan ayahnya di gunung tersebut dan mempersembahkan pengorbanan di makamnya. 

Gunung itu sendiri berganti nama menjadi Guiji Shan, dan menurut Dani, tradisi pengorbanan kekaisaran untuknya pun dimulai. 

“Para kaisar dari berbagai dinasti secara pribadi melakukan perjalanan ke gunung tersebut untuk memberikan penghormatan,” kata Dani.

Selama dinasti Song, pemujaan terhadap Yu menjadi upacara rutin. Pada masa dinasti Ming dan Qing, doa-doa dan teks-teks persembahan dipersembahkan, dan para pejabat istana dikirim sebagai utusan ke kuil.

Puisi, bait, dan esai bahkan dikarang untuk memujinya. Belakangan, pengorbanan untuk Yu juga dilanjutkan oleh para pemimpin Republik.

Saat ini, kuil Yu terletak di Shaoxing modern di provinsi Zhejiang. Ada juga kuil dan tempat suci yang ditemukan di seluruh Tiongkok, di berbagai bagian Shandong, Henan dan Sichuan. 

Dalam Taoisme dan agama-agama rakyat Tiongkok, Da Yu dianggap sebagai dewa air, dan kepala dari Lima Raja Dewa Air, yang disembah di kuil-kuil dan tempat-tempat suci.