Catur Datu, Empat Elemen Keseimbangan dari Falsafah India Kuno

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 2 Maret 2024 | 09:20 WIB
Empat pendeta Hindu. Masyarakat India kuno memahami empat elemen dasar sebagai pembentuk kehidupan. Empat elemen atau catur datu ini berkembang menjadi falsafah kehidupan yang seimbang. (rawpixel.com)

Anālayo menambahkan, implikasi skema empat elemen sudah ada dalam pemikiran Buddhisme awal. Pemikiran ini termaktub dalam Mahāhatthipadopamasutta dan paralel Madhyama-agamanya.

"Kedua versi tersebut menampilkan murid utama Buddha, Sariputta, sebagai pembicara utama, yang menyajikan penyelidikan analitis terhadap ajaran Buddha awal yang mungkin paling sentral: empat kebenaran mulia," terang Anālayo.

"Dengan cara ini, mengarahkan penyelidikan mereka dari empat kebenaran mulia sebagai tema utama ke pemeriksaan terhadap konstitusi fisik tubuh, persamaan-persamaan tersebut memberikan banyak ruang untuk mengeksplorasi masing-masing dari empat elemen, mengambilnya dari sudut pandang internal dan perwujudan eksternal," lanjutnya.

Antara empat dan lima elemen

Hindu, sebagai agama tertua dari peradaban India kuno juga mengetahui elemen-elemen dasar. Alih-alih empat, mereka memperkenalkan lima elemen (Panca Mahabhuta): air, tanah, api, udara, dan ruang.

Ada banyak penerapan pemahamannya, salah satunya tentang lima "selubung" diri atau purusa yang dijelaskan dalam Taittiriya Upanishad dari Yajurweda. Disebutkan dalam tubuh manusia atau jiwa/roh (atman) adalah elemen ruang.

Kemudian, segala hal yang manusia atau makhluk lain dapatkan merupakan percampuran berbagai elemen, termasuk angin, api, air, dan tanah, yang menjelma sebagai sumber kekuatan seperti rerumputan yang dimakan.

Tidak diketahui mana yang terlebih dahulu, empat atau lima elemen. Namun, elemen utama seperti air, api, tanah, dan angin lebih banyak digunakan. Pemahaman lima elemen ini juga diterapkan dalam ajaran Buddha.

Elemen kelima, yakni ruang (akasa-datu) juga dituturkan dalam kitab Majjhima Nikāya yang ditulis sekitar abad ke-3 SM hingga abad ke-2 M. Akan tetapi Abhidhamma Piṭaka, salah satu dari Tripitaka, menjelaskan bahwa ruang diidentifikasikan sebagai elemen "sekunder" atau turunan (upada).

Empat elemen dalam karya fiksi

Kini, empat elemen ini dijadikan fondasi dasar dalam karya populer. Salah satunya, serial fiksi produksi Nickeolodeon Avatar the Last Airbender di mana empat elemen mewakili bangsa dan ilmu pengendalian yang harus ada demi keseimbangan Bumi.

Masing-masing elemen hanya bisa dikuasai oleh satu bangsa. Misalnya, Pengembara Udara mengendalikan udara, Suku Air mengendalikan air, Kerajaan Bumi mengendalikan tanah, dan Negara Api mengendalikan api. Hanya sosok Avatar yang bisa menguasai empat elemen tersebut untuk "menjaga keseimbangan dunia".

Disney juga membuat animasi Elemental pada 2023 tentang empat elemen. Keempat elemen seperti air, api, angin, dan tanah, hidup bersama di Element City dengan cerita mengenai keseimbangan kehidupan dan keragaman.