Namun, fasilitas yang paling mencolok dari Bara Imambara adalah aula tengahnya. Berukuran sekitar 52 meter, atap aula ini dirancang menentang gravitasi–dibangun tanpa dukungan balok atau pilar.
Desain aula ini adalah permintaan–dan juga tantangan–dari Nawab. Meskipun bukanlah hal yang gampang, keahlian dan kejeniusan arsitek imambara mampu mewujudkannya.
“Ketiadaan kolom merupakan keajaiban teknik arsitektur, yang menentang metode konstruksi konvensional pada masa itu,” kata Bogaard.
Di dalam aula utama imambara, akustiknya begitu baik sehingga bahkan suara korek api yang dinyalakan di sisi lain aula bisa terdengar.
Fitur menarik lainnya dari Bara Imambara adalah Bhul Bhulaiya-yang berarti "tempat di mana seseorang akan lupa arah dan bisa tersesat”.
Ruang tersebut adalah labirin yang rumit dengan lorong-lorong sempit serta berliku. Ia juga memiliki hampir 500 pintu yang sulit untuk dibedakan.
Beberapa lorong memiliki jalan buntu, beberapa memiliki jurang yang curam dan beberapa lainnya mengarah ke pintu keluar. Hanya satu lorong yang mengarah ke balkon atap.
Konon, tempat ini dibuat untuk menyediakan rute pelarian bagi Nawab dan para punggawanya pada saat-saat bahaya. Namun, banyak juga yang mengklaim bahwa tujuan utamanya adalah untuk menjadi bentuk hiburan bagi para pengunjung.