Kemenangan Pertama Aleksander Agung atas Kekaisaran Persia di Granikos

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 8 Maret 2024 | 09:00 WIB
Lukisan suasana di Sungai Granikos ketika Aleksander Agung nyaris terbunuh dalam laga pertempuran. Pertempuran ini berbuah kemenangan bagi Makedonia untuk melanjutkan perlawanan terhadap Kekaisaran Persia. (Charles Le Brun/Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Baru dua tahun masa Aleksander Agung memimpin Makedonia, namun memiliki mimpi yang sangat besar. Takhta raja ini diklaim langsung olehnya setelah kematian ayahnya, Philip II pada 336 SM. Rencana yang dilakukannya bukan main: melawan Kekaisaran Persia.

Bagi Aleksander, berdasarkan berbagai catatan pidato seruan perangnya, melawan Kekaisaran Persia adalah hal yang diperlukan sebagai balas dendam.

Bertahun-tahun sebelumnya, Kekaisaran Persia di bawah wangsa Akhemeniyah telah beberapa kali menginvasi Yunani kuno. Guna menunjukkan bahwa orang Yunani tidak lemah, Aleksander merasa perlu untuk "memberi pelajaran" ke Kekaisaran Persia.

Meski demikian, beberapa kalangan sangsi terhadap Aleksander muda. Antipatros dan Parmenion, dua jenderal Makedonia menasihati Aleksander agar tidak melancarkan ekspedisinya dengan alasan menjadi ayah dan ahli waris terlebih dahulu.

Ambisi ini sebenarnya sudah digadangkan Philip II setelah memenangi Pertempuran Khaironeia (338 SM). Philip II berjanji untuk membebaskan kota-kota Yunani di pesisir barat dan kepulauan yang dikuasai Kekaisaran Persia. Pasukannya, di bawah jenderal Parmenion, Amyntas, Andromentes, dan Attalus, telah bersiap sejak lama.

Aleksander pun melanjutkan mimpi mendiang ayahnya setelah mengondisikan pemberontakan yang terjadi di berbagai polis Yunani. Pada 334 SM, rombongan Makedonia berhasil menyeberangi Hellespont (hari ini Dardanella, Turki) dengan membawa sekitar 50.000 tentara yang berasal dari Makedonia dan berbagai polis Yunani, serta tentara bayaran.

Rombongan Aleksander kemudian memasuki kota kuno Troya. Aleksander sangat mengidolakan Akhiles dari mitologi Yunani. Di sana, Aleksander bersama teman-temannya mengurapi makamanya.

Informasi kedatangan Aleksander di Turki tiba di Babilonia. Memnon, pemimpin tentara bayaran Yunani menyarankan untuk bakar hangus kawasan supaya memutus perbekalan Aleksander. Ide ini ditolak para satrap (posisi seperti gubernur), karena bukan tradisi berperang Persia.

Darius III, raja Kekaisaran Persia tidak terlalu memusingkan Aleksander Agung dan para prajuritnya. Makedonia dan Yunani dianggap sebagai negeri kecil yang bisa diurus dengan militer Persia yang jauh lebih kuat. Di dalam dewan diputuskan bahwa pertempuran akan dilakukan di Sungai Granikos dengan Memnon yang memimpin.

Aleksander Agung dan serdadunya pun tiba di Sungai Granikos yang luas dan deras. Dia menilai, perlu adanya pertempuran dekat-dekat ini demi mendapatkan sumber daya. Informasi pergerakan Kekaisaran Persia pun terpantau semakin dekat.

Parmenion yang menjadi sayap kiri Aleksander menyarankan agar serangan dimulai pagi hari. Aleksander menolak. Dia meminta pertempuran dimulai kala sore.

Pertempuran di Granikos