Mitologi Bali dan Amerika: Pulau yang Ditopang Penyu Raksasa

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 8 Maret 2024 | 11:00 WIB
Mitologi Indonesia dan Amerika meyakini bahwa pulau yang dipijak merupakan cangkang penyu atau kura-kura yang berada di tengah lautan. (Wallpaper Flare)

Nationalgeographic.co.id—Bagi sebagian kepercayaan masyarakat, daratan yang dipijak berada di atas punggung kura-kura atau penyu. Meski terdengar tidak masuk akal, keyakinan ini memiliki maksud filosofis.

Di antara berbagai mitologi dunia yang menyebutkan cangkang penyu adalah penopang kehidupan, mitologi Bali dan Amerika cukup berbeda. Di Tiongkok, penyu adalah penopang surga, sedangkan di India sebagai penopang seluruh kehidupan di dunia.

Akan tetapi, baik mitologi Amerika maupun Bali menyebut, pulau atau daratan ini berada di atas punggung penyu raksasa. Penyu raksasa ini bergerak menopang kehidupan darat di laut bak pulau penyu.

Bedawang Nala dari Mitologi Bali

Dalam mitologi Hindu Bali, meyakini bahwa ada kura-kura berapi raksasa bernama Bedawang atau disebut Bedawang Nala yang menyangga Pulau Bali. Jika kura-kura raksasa ini bergerak, daratan yang dipijak akan gempa.

Diperkirakan, istilah Bedawang Nala diadaptasi dari Vadavanala atau Vadavamukha dari mitologi Hindu di India. Di India, istilah ini sebutan untuk kepala kuda betina berapi yang tinggal di dasar laut.

Oleh masyarakat Bali, namanya diadaptasi sebagai makhluk yang tinggal di dasar laut untuk menyangga daratan.

Bedawang Nala adalah perwujudan berikutnya dari naga Antaboga. Ada banyak versi tentang naga Antaboga dalam mitologi Bali dan Jawa. Dalam pewayangan Jawa, Antagboga sudah ada sejak penciptaan dunia.

Bagi penganut Kejawen, Antaboga merupakan makhluk yang menyalurkan energi antara manusia dan Sang Maha Pencipta. Di Bali, Antaboga bertapa dan menjadi sosok Bedawang Nala yang menyangga dunia.

Akan tetapi, Bedawang Nala tidak selamanya bergerak dan menghasilkan gempa bagi kehidupan yang berada di atas cangkangnya. Dalam mitologi Bali, diyakini Bedawang Nala didampingi oleh dua naga lagi.

Sosok Bedawang Nala yang didampingi dua naga ini dapat ditemukan di berbagai pura di Bali. Kedua naga yang melilitnya, secara spiritual, dimaknai sebagai dwimanunggal elemen tanah dan air. Dengan demikian, keduanya menjadi penyeimbang dari elemen api yang dimiliki Bedawang Nala.

Sebagai makhluk mitologi Bali, Bedawang Nala harus dililit oleh dua ekor naga. Dua naga ini menjaga Bedawang Nala, yang merupakan penyangga pulau Bali, agar tidak memicu gempa bagi kehidupan di darat. (I Ketut Gedé/Public Domain)