Seteru Athena dan Arachne, Hingga Menentang Dewa-Dewa Mitologi Yunani

By Ricky Jenihansen, Senin, 11 Maret 2024 | 12:00 WIB
Arachne menenun karya yang dianggap menantang para dewa-dewa mitologi Yunani. (Art Station)

Kecepatan dan keakuratan pekerjaannya adalah hal yang menakjubkan untuk diperhatikan. Dia memilih warna hampir tanpa berpikir dan mampu menciptakan pemandangan hutan, pantai, gunung, dan istana yang paling hidup.

Karyanya menyebabkan pengagumnya bertepuk tangan setiap kali dia menyelesaikan karya lainnya.

Konsensusnya adalah bahwa Arachne diberikan bakat yang hanya diberikan kepada manusia setiap 500 tahun sekali.

Namun, terlepas dari semua pujian yang ia dapatkan atas karyanya, Arachne tetap menjadi gadis yang sederhana.

Dia tahu bahwa dia beruntung telah diberi bakat ini dan tidak mengklaim kehebatannya sendiri. Meskipun dia mengakui dan menghargai bakat yang telah diberikan kepadanya.

Seni menenun dan memintal sangat dihormati di dunia Yunani kuno. Ini merupakan bagian integral dari masyarakat dan kebahagiaan manusia karena menyediakan tekstil untuk pakaian dan perabotan.

Namun, kisah Arachne adalah yang pertama mengangkat tenun memiliki peran penting dalam mitologi Yunani.

Arachne & Athena

Suatu sore yang menentukan, harga dirinya semakin menguasai dirinya, Arachne menyangkal bahwa dia telah diberikan bakat seni menenun oleh dewi kerajinan tangan (Athena).

Ia menyatakan bahwa Athena harus menghadapinya dalam kompetisi tenun untuk melihat siapa penenun yang lebih baik.

“Mari kita mengadakan kontes. Jika saya dikalahkan, saya akan membayar denda apa pun.” (Metamorfosis, 6.24-25).

Athena menyamar sebagai seorang wanita tua dan muncul di pondok Arachne. Nenek ini kemudian menasihati Arachne untuk tidak bersikap angkuh.