Dari Kakao hingga Mandi Keringat, Singkap Teknik Penyembuhan Suku Maya

By Sysilia Tanhati, Selasa, 19 Maret 2024 | 12:00 WIB
Dalam sejarah Maya, masyarakat Maya awal mengembangkan sistem penyembuhan holistis. Dari kakao hingga mandi keringat, ada beragam teknik penyembuhan yang dipraktikkan oleh Suku Maya. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Dalam sejarah Maya, masyarakat Maya awal mengembangkan sistem penyembuhan holistis. Suku Maya kuno terkenal unggul dalam bidang pertanian, tembikar, penulisan hieroglif, pembuatan kalender, dan matematika. Mereka juga meninggalkan sejumlah besar arsitektur dan karya seni simbolik yang mengesankan.

Peradaban Mesoamerika mungkin tidak bertahan hingga kini. Namun banyak rahasia kesehatan, penyembuhan, dan kehidupan yang baik masih bertahan hingga hari ini. Dalam bidang kesehatan, ada beragam teknik penyembuhan yang dipraktikkan oleh Suku Maya. Mulai dari penggunaan kakao hingga mandi keringat, ulasannya bisa disimak di sini.

Kakao digunakan untuk penyembuhan dalam sejarah Maya

“Suku Maya kuno terkenal karena kecintaan mereka terhadap cokelat,” tulis Joanna Gillan di laman Ancient Origins. Faktanya, mereka bisa dikatakan sebagai peminat awal, yang mengonsumsi kakao sejak 2.600 tahun yang lalu. Penelitian telah menemukan bahwa mereka secara teratur menambahkan kakao ke dalam masakan mereka, dan menyadari manfaat kesehatannya yang luar biasa.

Biji kakao, memberikan dasar untuk makanan Mesoamerika yang penting secara seremonial. (Justin Kerr)

Dalam bidang penyembuhan Maya, kakao melampaui sekadar kenikmatan kuliner. Kakao berfungsi sebagai obat obat yang manjur. Kaya akan flavanol, antioksidan yang terkenal akan manfaat kardiovaskular dan kognitifnya, kakao muncul sebagai landasan praktik kesehatan holistik. Selain itu, banyaknya mineral penting termasuk magnesium, kalsium, seng dan kalium semakin menggarisbawahi signifikansi terapeutiknya.

Dipuja oleh suku Maya karena memiliki sifat magis dan ilahi, biji kakao memiliki status suci. Oleh karena itu, biji kakao dianggap pantas untuk dimasukkan dalam ritual kelahiran, pernikahan, dan kematian yang paling suci.

Dalam sejarah Maya, suku kuno ini mengonsumsi coeklat dengan terlebih dahulu memanen bijinya dari pohon kakao. Mereka memfermentasi dan mengeringkannya. Setelah itu, biji kakao dipanggang, dibuang cangkangnya dan digiling menjadi pasta. Suku Maya sering memadukan pasta ini dengan air, tepung jagung, cabai, dan bumbu lainnya.

Banyak artefak Maya kuno yang dihiasi lukisan orang-orang yang sedang berkumpul, menyiapkan, atau meminum kakao. Tampaknya hal ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan keagamaan dan sosial suku ini sepanjang sejarah Maya.

Biji chia yang bernutrisi digunakan untuk meredakan nyeri

Biji chia, makanan super yang kaya protein, serat, dan asam lemak omega-3, menawarkan manfaat nutrisi yang luar biasa. Chia berasal dari kata Maya yang berarti kekuatan. Awalnya ditanam di Meksiko dan beberapa wilayah Amerika Tengah antara tahun 1500 dan 910 SM, biji Chia adalah bagian penting dari pola makan Maya.

Biji chia dianggap ajaib karena kemampuannya meningkatkan stamina dan energi dalam jangka waktu lama. Para prajurit menggunakan chia sebagai sumber bahan bakar utama mereka selama penaklukan.