Sungai Tigris, Jadi Saksi Bisu Kejayaan Sejarah Peradaban Islam

By Hanny Nur Fadhilah, Rabu, 20 Maret 2024 | 09:00 WIB
Sungai Tigris menjadi saksi kejayaan sejarah peradaban Islam. (Public domain)

Khalifah Mustasim mendengar desas-desus tentang kemajuan bangsa Mongol namun yakin bahwa seluruh dunia Muslim akan bangkit membela penguasanya jika diperlukan.

Namun, khalifah Sunni baru-baru ini menghina warga Syiahnya, dan wazir agung Syiahnya, al-Alkamzi, bahkan mungkin mengundang bangsa Mongol untuk menyerang kekhalifahan yang dipimpin buruk tersebut.

Pada akhir tahun 1257, Hulagu mengirim pesan ke Mustasim menuntut agar dia membuka gerbang Bagdad bagi bangsa Mongol dan sekutu Kristen mereka dari Georgia.

Mustasim menjawab agar pemimpin Mongol itu kembali ke tempat asalnya. Pasukan Hulagu yang perkasa terus bergerak mengepung ibu kota Abbasiyah, dan membantai pasukan khalifah yang berangkat menemui mereka. 

Serangan Mongol 

Bagdad bertahan selama dua belas hari lagi, tetapi tidak dapat menahan serangan bangsa Mongol. Setelah tembok kota runtuh, gerombolan itu menyerbu masuk dan mengumpulkan segunung perak, emas, dan permata.

Ratusan ribu warga Bagdad tewas, dibantai oleh pasukan Hulagu atau sekutu Georgia mereka. Buku-buku dari Baitul Hikmah atau Rumah Kebijaksanaan, dibuang ke Sungai Tigris. Dikatakan jumlahnya sangat banyak sehingga seekor kuda bisa berjalan menyeberangi sungai dengan membawa buku-buku tersebut. 

Istana indah khalifah yang terbuat dari kayu eksotis dibakar habis, dan khalifah sendiri dieksekusi. Bangsa Mongol percaya bahwa menumpahkan darah bangsawan dapat menyebabkan bencana alam seperti gempa bumi.

Untuk amannya, mereka membungkus Mustasim dengan karpet dan menungganginya dengan kuda, menginjak-injaknya sampai mati.

Jatuhnya Bagdad menandai berakhirnya Kekhalifahan Abbasiyah. Hal itu juga merupakan titik puncak penaklukan Mongol di Timur Tengah.

Terganggu oleh politik dinasti mereka sendiri, bangsa Mongol melakukan upaya setengah hati untuk menaklukkan Mesir namun dikalahkan dalam Pertempuran Ayn Jalut pada tahun 1280. Kekaisaran Mongol tidak akan berkembang lebih jauh di Timur Tengah.