Saat Baitul Hikmah, Perpustakaan Peradaban Islam Dibakar Bangsa Mongol

By Hanny Nur Fadhilah, Rabu, 20 Maret 2024 | 13:00 WIB
Baitul Hikmah, perpustakaan besar dan menjadi simbol kejayaan sejarah peradaban Islam dibakar oleh bangsa Mongol. (Islami city)

Nationalgeographic.co.id—Bayt al-Hikmah atau Baitul Hikmah merupakan perpustakaan besar, pusat penelitian dan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Kekhalifahan Abbasiyah di Bagdad.

Terkadang, Baitul Hikmah juga disebut sebagai Rumah Kebijaksanaan dan menjadi simbol kemajuan sejarah peradaban Islam.

Namun akhir dari Baitul Hikmah begitu mengenaskan. Tak menghilangkan jejak, pusat pengetahuan ini dibakar oleh bangsa Kekaisaran Mongol yang menyerang Bagdad pada 1258. Sebagian lainnya dibuang ke Sungai Tigris.

Berdirinya Baitul Hikmah bertepatan dengan kebangkitan Bagdad sebagai ibu kota dunia Islam dan penerimaan budaya Persia ke istana Arab pada masa itu.

Lokasi Bagdad dipilih oleh khalifah Abbasiyah kedua, Al-Mansur (memerintah 754–775), untuk menggantikan Damaskus, yang statusnya sebagai ibu kota Bani Umayyah, dinasti yang digulingkan oleh mereka.

Namun Bagdad, yang terletak di dekat bekas ibu kota Sasan, Ctesiphon, juga merupakan jantung dari populasi mayoritas Persia.

Alih-alih menindas sisa masyarakat Sasan, Al-Mansur menyerapnya ke dalam struktur birokrasi baru dan menggambarkan pemerintahan Abbasiyah sebagai kebangkitan kembali Kekaisaran Sasan. 

Baitul Hikmah bertugas sebagai perpanjangan tangan birokrasi khalifah dan tampaknya mencontoh praktik Sasanian sebelumnya.

Orang Persia di era awal Islam, yang menulis dalam bahasa Arab, menunjukkan bahwa Baitul Hikmah secara harfiah berarti rumah kebijaksanaan mengikuti gaya bangsawan Sasan. 

Sastra Persia Pertengahan juga merujuk langsung pada penyimpanan buku-buku yang berkaitan dengan agama Zoroastrian, sejarah Sasanian, dan pengetahuan ilmiah untuk keperluan medis dan administrasi.

Ruang penyimpanan disebut ganj (perbendaharaan), sebuah istilah yang setara dengan bahasa Arab khizanah. 

Koleksi Baitul Hikmah, seperti koleksi para pendahulu Sasaniannya, dimaksudkan untuk mencerminkan keberlangsungan warisan Persia pada dinasti yang berkuasa saat itu.