Saat Baitul Hikmah, Perpustakaan Peradaban Islam Dibakar Bangsa Mongol

By Hanny Nur Fadhilah, Rabu, 20 Maret 2024 | 13:00 WIB
Baitul Hikmah, perpustakaan besar dan menjadi simbol kejayaan sejarah peradaban Islam dibakar oleh bangsa Mongol. (Islami city)

Baitul Hikmah, seperti Bagdad sendiri, menjadi kaya raya di bawah pemerintahan Harun Al-Rashid (786–809) dan anaknya, Al-Ma'mun (memerintah 813–833).

Khalifah dan istananya dibanjiri kekayaan dari upeti yang dibayarkan ke seluruh kekaisaran. Kemegahan Bagdad kala itu diabadikan dalam Seribu Satu Malam.

Pemerintahan Harun juga merupakan puncak kekuasaan aristokrasi Persia, dengan keluarga dinasti Barmakid yang menjabat sebagai kepala administrator (wazir) kekaisaran.

Perlindungan terhadap seni dan ilmu pengetahuan tidak hanya mengalir dari khalifah tetapi juga dari para wazir dan pejabat istana lainnya. Al-Ma'mun juga memperluas aktivitas yang dilakukan di perpustakaan.

Baitul Hikmah juga melahirkan orang-orang hebat. Diantaranya, Banu Musa bersaudara, tiga sarjana Persia membuat kemajuan penting di bidang mekanika dan menghasilkan sebuah karya The Book of Ingenious Devices (850 M).

Muḥammad ibn Musa al-Khwarizmi, seorang matematikawan dan astronom serta dianggap sebagai bapak aljabar, mungkin adalah tokoh paling terkenal yang berafiliasi dengan Baitul Hikmah saat ini.

Perpustakaan menjadi simbol usaha ilmiah dan kejayaan kekaisaran pada periode awal Islam. Kota Bagdad sering kali dibayangkan sebagai pusat beasiswa dan kolaborasi bagi para pemikir terhebat. Beberapa sejarawan bahkan menggambarkan Baitul Hikmah sebagai akademi. 

Meskipun keilmuan dan penerjemahan memang berkembang pesat di Bagdad pada abad ke-8 dan ke-9 dan sebagian aktivitas tersebut dilakukan terkait dengan perpustakaan, hanya ada sedikit bukti bahwa Baitul Hikmah adalah pusat dari tren ini.

Dinasti-dinasti Islam lainnya juga membangun perpustakaan besar mereka sendiri. Salah satunya, Dar Al-Ilm (Rumah Pengetahuan) di Kairo menandai puncak kekuasaan Kehalifahan Fatimiyah di Mesir.

Perpustakaan-perpustakaan semacam itu juga menjadi pusat pemerintahan sejarah peradaban Islam.

Akhir dari Baitul Hikmah 

Setelah invasi Bagdad oleh bangsa Mongol, mereka merusak lemari perpustakaan pribadi dan umum yang berisi buku, manuskrip, peta, observatorium.