Aturan Makan Ninja Kekaisaran Jepang Ini Bisa Hilangkan Bau Badan

By Sysilia Tanhati, Kamis, 21 Maret 2024 | 07:00 WIB
Shinobi atau ninja yang misterius di Kekaisaran Jepang sering kali menjalani kehidupan yang sangat sulit dipahami. Beberapa dokumen sejarah menunjukkan bahwa mereka memiliki aturan makanan khusus. Seperti apa makanan ninja di masa lalu? (Ocdp/CC0 1.0)

Bawang putih, daun bawang, dan anggota keluarga allium lainnya tidak termasuk dalam menu. Daging merah juga demikian, meskipun kebanyakan orang yang tinggal di Jepang abad pertengahan beragama Buddha atau Shinto. Karena itu, sebagian besar vegetarian.

Sebuah penelitian menunjukkan perubahan nyata dalam bau badan pada pria yang menjalani pola makan vegetarian. Sementara penelitian lain mengaitkan peningkatan konsumsi bawang putih dengan aroma yang lebih tajam.

Ada perbedaan lain. Para ninja dikatakan sangat memperhatikan lingkar pinggang mereka supaya tetap lincah, kata Hisamatsu. Dalam praktiknya, hal ini berarti menerapkan pola makan yang sederhana dan bergizi.

Alhasil, ketika perlu “menjadi ninja yang tersembunyi dan bergelantungan”, mereka akan cukup ringan untuk melakukannya dengan mudah.

Bansenshukai adalah salah satu sumber teks paling terkenal tentang ninja, meskipun berasal dari tahun 1676, jauh setelah masa kejayaan ninja. Bansenshukai adalah dokumen yang campur aduk, banyak di antaranya diambil dari filosofi militer Tiongkok.

Dokumen ini hampir seperti manual. Isinya berupa cara kerja yang mengeklaim sebagai akumulasi utama pengetahuan ninjutsu. Panduan ini mencakup petunjuk cara membuat apa yang disebut “pil kelaparan”. Pil ini sangat bermanfaat dalam perjalanan jauh dan rahasia ketika makanan mungkin langka.

Salah satu resepnya menggabungkan ubi, kayu manis, beras ketan, dan biji teratai. Semuanya dicampur menjadi satu dan direbus kemudian dibentuk menjadi bola-bola.

“Bagilah ini kepada 15 orang, maka mereka tidak akan kelaparan, meskipun mereka tidak makan apa pun hingga 3 hari.” Perhitungan modern menunjukkan bahwa setiap bola memiliki sekitar 300 kalori. Jumlah tersebut mungkin tidak cukup, tapi bisa jadi camilan yang layak dan padat nutrisi untuk perjalanan panjang.

Museum Ninja Iga-ryu merupakan sebuah museum Jepang yang didedikasikan untuk ninja dan sejarahnya di Kekaisaran Jepang. Museum tersebut menggambarkan “bola haus” yang membantu ninja menghindari dehidrasi. Makanan tersebut dibuat dari bubur umeboshi yang dihancurkan, jamur rye ergot, dan gula kristal. Semuanya menjadi kombinasi makanan yang ampuh dan kaya elektrolit yang sering digunakan saat ini sebagai obat mabuk.

“Pil semacam itu sangat penting bagi pengintai jarak jauh ini,” tulis Antony Cummins dalam Samurai and Ninja: The Real Story Behind the Japanese Warrior Myth. “Mereka diperkirakan berada di lapangan untuk waktu yang lama dengan sedikit atau tanpa makanan. Kesehatan mereka pun diperkirakan menurun.”

Teks karya penulis militer Jepang abad ke-18 Chikamatsu Shigenori menjelaskan kegunaan lain makanan dalam budaya ninja. Salah satunya adalah sebagai cara untuk mengirim pesan rahasia di Kekaisaran Jepang.

Untuk menyampaikan tanggal, ninja dapat mengirimkan potongan ikan yang ukuran dan jumlah potongannya sesuai dengan bulan dan hari.

“Untuk berjanji melakukan pengkhianatan, Anda harus mengirimkan ikan asin,” tulis Shigenori. “Jika Anda akan melakukan pembakaran, Anda harus mengirimkan ikan kering.” Kue manis berarti seruan untuk bala bantuan; roti gulung adalah seruan pasukan untuk menyerang musuh dari belakang.

Kue beras menandakan permintaan perbekalan—walaupun mungkin ninja tidak akan mengirimkannya kecuali mereka yakin akan mendapat pasokan kembali. Para petarung rupanya juga mengirimkan surat anodyne. Tujuannya untuk melindungi pembawa pesan jika pesan mereka jatuh ke tangan yang salah.

Sulit untuk mengatakan apakah ninja di Kekaisaran Jepang benar-benar mengonsumsi makanan seperti yang dijelaskan dalam teks. Namun apa yang diungkapkan oleh sumber-sumber ini adalah asal-usul tradisi nasional yang sangat dipegang teguh.

Dari dokumen tersebut, konsep modern kita tentang para ninja berasal. Pada awal tahun 1670-an, orang-orang membayangkan ninja seperti gas mematikan. Mereka lebih ringan dari udara, mampu menyusup ke area yang sulit ditembus, dan tidak dapat terdeteksi, bahkan melalui penciuman.