Pulcher dan pasukannya dikalahkan habis-habisan oleh pasukan Kartago di Drepana.
Masyarakat di Kekaisaran Romawi juga menggunakan metode papan ouija dengan ayam. Sebuah lingkaran dengan huruf digambar di tanah, dan butiran ditempatkan di setiap huruf. Ayam-ayam tersebut kemudian dapat menulis pesan berdasarkan urutan mematuk biji-bijian tersebut.
Cermin
Pada Abad Pertengahan dan zaman kuno, seni magis scrying tersebar luas. Scryers adalah peramal yang melihat ke dalam cermin, bola kristal, air, atau permukaan reflektif lainnya. Tujuannya adalah untuk memprediksi masa depan atau mencari petunjuk dari sumber misterius.
Di Kekaisaran Romawi, scryer disebut specularii, yang berasal dari kata Latin yang berarti cermin dan melihat.
Kaisar Romawi Didius Julianus diketahui kerap menggunakan cermin untuk memprediksi hasil suatu pertempuran. Menurut Historia Augusta, sebuah buku sejarah Romawi, Julianus bekerja dengan para penyihir untuk melakukan ritual di depan cermin. Seorang anak laki-laki dibawa masuk untuk tugas membaca cermin. Anak laki-laki itu melihat di cermin kejatuhan Julianus dan kesuksesan Severus, salah satu saingannya. Prediksi ini terbukti benar ketika Severus mengalahkan Julianus dan membunuhnya pada bulan Juni 193.
Urine
Salah satu metode ramalan Romawi yang tidak biasa adalah pembacaan air seni. Tidak hanya terjadi di Kekaisaran Romawi, penggunaan metode ini tersebar luas di dunia kuno.
Cara menafsirkan cairan limbah sangat bervariasi. “Ada yang membaca pertanda rasa atau aromanya, ada pula yang melihat aliran dan warnanya,” tulis James Brigden di laman History.
Salah satu format yang digunakan orang Romawi adalah dengan melihat gelembung. Subjek buang air kecil ke dalam pispot sebelum diperiksa isinya. Gelembung-gelembung besar yang diberi jarak menandakan keberuntungan, khususnya kekayaan. Sedangkan gelembung-gelembung kecil dan padat merupakan pertanda buruk dan indikator mendekati penyakit atau kematian.
Guntur
Bagi masyarakat di Kekaisaran Romawi, bagian utama dari ramalan adalah melihat ke langit. Augurs keluar dan duduk di atas bukit, siap melihat ke atas dan membaca langit untuk mencari pesan dari para dewa. Bisa berupa pergerakan kawanan burung, kilat, atau bentuk dan gerak awan. Bentuk lain dalam kategori ini dikenal sebagai brontomancy. Brontomancy adalah ramalan dengan mengartikan guntur dan badai petir.