Singkap Beragam Cara Peramal Kekaisaran Romawi Memprediksi Masa Depan

By Sysilia Tanhati, Kamis, 21 Maret 2024 | 13:00 WIB
Ramalan merupakan bagian penting dari kehidupan, agama, dan sejarah Kekaisaran Romawi. Ada beragam teknik untuk meramal, mulai dari penggunaan telur hingga pengurbanan manusia. (Mariageorgieva0802/CC BY-SA 4.0)

Di Kekaisaran Romawi, para peramal menafsirkan guntur di bagian kiri langit sebagai pertanda baik. Sedangkan guntur di sebelah kanan sebagai pertanda buruk.

Guntur juga diartikan sebagai pertanda kematian dengan arti berbeda tergantung hari dalam seminggu. Hari Minggu biasanya menandakan kematian seorang pendeta atau ulama, hari Senin seorang wanita, hari Rabu dan Kamis pertanda pengemis dan pelacur, hari Jumat negarawan dan jenderal. Sedangkan guntur pada hari Sabtu adalah pertanda ancaman yang lebih tidak pandang bulu seperti wabah penyakit atau kelaparan.

Pengurbanan manusia

Di Kekaisaran Romawi, seorang pendeta yang disebut haruspex bertugas melakukan ramalan dengan melihat isi perut hewan kurban. “Biasanya yang digunakan adalah hati domba,” tambah Brigden.

Namun, konon ada metode yang jauh lebih kejam yang digunakan orang Romawi. Hal ini kemudian dikenal sebagai antropomansi atau ramalan dari manusia. Dikatakan bahwa kadang-kadang orang Romawi mengurbankan pria, wanita, dan anak-anak untuk tujuan ini. Tapi bukti mengenai hal ini tidak kuat.

Prosesnya biasanya melibatkan subjek yang dadanya dibuka saat masih hidup. Kemudian organ mereka diambil dalam urutan tertentu dan dibaca sampai mereka mati.

 

Hal yang mengerikan, pendeta yang melakukan pengorbanan tersebut, selain mempelajari warna dan bentuk masing-masing organ, juga memperhatikan cara korban menjerit. Pendeta juga mengamati bagaimana mereka mengeluarkan darah dan cara kejang kematian mereka. Informasi ini diambil dan ditafsirkan untuk pertanda dan ramalan.

Kaisar abad ke-3 yang terkenal sadis, Elagabalus, konon adalah seorang praktisi metode ini. Julian si Murtad, kaisar dari tahun 332 hingga 363 M, diduga mengurbankan seorang wanita dengan tangannya sendiri di sebuah kuil. Kaisar kejam itu menggantung korbannya dengan rantai dan kemudian merobek hatinya.

Telur

Bangsa Romawi juga menggunakan telur untuk ramalan, sebuah metode yang dikenal oleh para okultis sebagai oomancy.

Peramal dengan telur mempunyai banyak cara yang berbeda. Namun salah satu metode yang populer adalah dengan memasukkan putih telur ke dalam air mendidih. Mereka membuat prediksi dari pola yang terbentuk.

Massa melingkar yang bagus menunjukkan bahwa pernikahan akan segera terjadi. Sedangkan bentuk seperti ular yang tidak beraturan dianggap sebagai peringatan akan bahaya yang mendekat.

Menurut penulis sejarah Romawi, Livia Drusilla yang sedang hamil menggunakan telur untuk memprediksi jenis kelamin calon bayinya. Dia mengerami telur tersebut di antara payudaranya dan kemudian ketika sudah siap menetas, dia memegang telur tersebut di tangannya. Anak ayam itu jantan, jadi ini menunjukkan bahwa bayinya akan laki-laki. Dan hal itu terbukti benar.

Telur yang belum pecah juga dioleskan ke perut ibu hamil lalu dibelah. Berbagai makna pun disimpulkan dari telur mentah. Misalnya, kuning telur ganda berarti kembar.