Di Balik Kaisar Romawi Kuno Mematahkan Hidung Mayat Aleksander Agung

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 25 Maret 2024 | 07:00 WIB
Kaisar Romawi kuno, Augustus disebut mematahkan hidung Aleksander Agung di makamnya. (Public domain)

Kisah Quintus Curitus Rufus menggemakan kisah Diodorus, meskipun Curtius lebih setuju dengan teori bahwa racun adalah penyebab sebenarnya dari kematian Alexander. 

Makam Aleksander Agung

Aleksander Agung meninggal pada abad keempat SM pada tahun 323. Ia dimakamkan di sebuah makam megah, yang pada zaman dahulu sama terkenalnya dengan sekarang.

Sarkofagus yang pas di tubuhnya seperti sarung tangan, dan terbuat dari emas murni.

Ada jubah ungu mahal yang menutupi batang tubuh dan mungkin kaki dengan sulaman emas di atasnya.

Belakangan, makam Aleksander berubah secara signifikan. Menurut Strabo, seorang penulis Yunani abad pertama M, Raja Ptolemy X mengambil emas dari makam Alexander yang megah dan meleburnya untuk keperluannya sendiri.

Setelah itu, makam emas diganti dengan makam yang terbuat dari kaca, menurut Strabo. Banyak pakar berpendapat bahwa kemungkinan besar ini mengacu pada pualam, sejenis bahan yang kadang-kadang digunakan untuk jendela kecil karena sifatnya yang sedikit tembus cahaya. Makam “kaca” inilah yang dikunjungi salah satu kaisar Romawi ketika ia diduga mematahkan hidung Alexander. Tapi bagaimana ini bisa terjadi?

Makam Alexander Agung Dikunjungi oleh Kaisar Romawi

Kaisar yang dimaksud adalah Augustus Caesar, kaisar Romawi sejati pertama. Salah satu catatan utama tentang kunjungannya ke makam Aleksander Agung berasal dari Suetonius.

Kunjungan ini terjadi pada tahun 30 SM, beberapa tahun sebelum Augustus benar-benar menjadi kaisar. Saat itu, dia dikenal sebagai Oktavianus.

Menurut catatan Suetonius, Oktavianus meletakkan mahkota emas di kepala raja yang jatuh, serta bunga di makam.

Kisah selanjutnya ini datang dari Cassius Dio. Ia hidup pada akhir abad kedua hingga awal abad ketiga Masehi. Sebagai referensi, ini terjadi sekitar satu abad setelah Suetonius.