Bagaimana Umat Islam Menentukan Waktu Imsak Sebelum Ditemukan Jam?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB
Potret penabuh drum atau genderang dalam tradisi membangunkan sahur di Turki pada tahun 2018. Sama dengan Indonesia, di Turki tradisi ini mengakar sejak Kekaisaran Ottoman berkuasa. Akan tetapi, bagaimana umat Islam mementukan waktu imsak sebelum adanya kalendar? (Shutterstock Photo/Daily Sabah)

Akan tetapi, keterangan ini masih rancu mengenai "50 ayat" mengingat Al-Qur'an memiliki satu ayat pendek dan ada pula satu ayat yang sangat panjang. Berbagai kalangan ulama di seluruh dunia berbeda pendapat, ada yang 10 hingga 20 menit.

Di Indonesia sendiri memutuskan 10 menit sebagai waktu Imsak, berdasarkan keputusan Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama Indonesia.

Syekh Rami Nsour, ahli fatwa di Amerika Serikat dan pendiri Tayba Foundation mengatakan bahwa anjuran berhenti makan sebelum azan Subuh dianut dalam mazhab Maliki. Meski demikian, tuntunan ini tidak wajib.

"Jika seseorang makan sampai subuh, maka secara teknis puasanya benar, namun ia meninggalkan sunah yang dianjurkan. Seseorang harus berhati-hati saat makan menjelang fajar," ujarnya di laman SeekersGuidance.

Namun, ustaz Abdul Somad mengungkapkan bahwa anjuran Imsak ini baru muncul saat perkembangan mazhab Syafii. Imsak pada awalnya adalah tanda terakhir bagi seseorang harus bersiap untuk makan sahur. Dengan demikian, jika telah melalui waktu Imsak, dikhawatirkan tidak dapat menghabiskan makanannya saat azan Subuh menjelang.

Waktu Imsak tidak diketahui dari mana asal-usulnya. Namun, penerapan berhenti makan sahur 10 menit sebelum azan Subuh lebih banyak diterapkan oleh kalangan muslim Asia Tenggara. Penerapannya bahkan ada dalam jadwal Imsakiyyah (kalender selama puasa Ramadan).

Kalender Imsakiyyah sendiri berasal dari pertama kali dicetuskan oleh Pasha Mesir Muhammad Ali (bertakhta 17 Mei 1805–2 Maret 1848) yang dikenal sebagai tokoh pembaruan era Kekaisaran Ottoman.

Ide pembuatan kalender Imsakiyyah muncul pada 1846 untuk menyelaraskan waktu berpuasa bagi kalangan muslim, baik di perkotaan maupun perdesaan agar tidak repot-repot melihat gejala astronomi.