Ratu Leizu dan Legenda Penemuan Sutra dalam Sejarah Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Selasa, 26 Maret 2024 | 11:00 WIB
Dalam sejarah Tiongkok kuno, Leizu dikenang akan jasanya atas penemuan sutra dan penemuan alat tenun sutra. (Public Domain)

Perdagangan sutra mendatangkan banyak pendapatan bagi orang Tiongkok kuno. Karena alasan itu, mereka bertekad untuk menyimpan pengetahuan ini untuk diri mereka sendiri.

Rahasia produksi sutra dalam sejarah Tiongkok kuno

Produksi sutra dijaga sebagai ‘rahasia negara’, dan dimonopoli oleh masyarakat Tiongkok kuno untuk waktu yang sangat lama. “Namun pengetahuan ini akhirnya bocor ke luar wilayah Tiongkok kuno,” tulis Wu Mingren di laman Ancient Origins. Misalnya, serikultur (perternakan sutra) mencapai semenanjung Korea sekitar tahun 200 SM. Saat itu gelombang imigran Tiongkok menetap di sana. N

amun, diperlukan beberapa abad lagi bagi serikultur untuk menyebar ke barat. Di India, misalnya, budi daya ulat sutra dilaporkan telah dilakukan tidak lama setelah tahun 300 Masehi. Kisah terkenal tentang penyelundupan rahasia berharga ini keluar dari Tiongkok dapat ditemukan dalam History of the Wars karya Procopius.

Produksi sutra Kaisar Justinianus dari Bizantium

Menurut kisah ini, Kaisar Justinianus pernah dikunjungi oleh beberapa biksu dari India. Para biksu ini berjanji kepada Justinianus bahwa mereka akan memberinya bahan mentah yang dibutuhkan untuk memproduksi sutra. Hal ini dapat mengakhiri ketergantungan Kekaisaran Bizantium pada Persia untuk memperoleh barang mewah tersebut. Di sisi lain, Persia merupakan musuh Kekaisaran Bizantium saat itu.

Para biksu memenuhi janji mereka dengan kembali ke 'Serinda' (daerah di utara India yang konon merupakan Tiongkok). Mereka membawa telur selundupan ulat sutra yang ditutupi kotoran dan tetap hangat. Para penyelundup itu pun kembali ke Kaisar Justinianus.

Bangsa Bizantium mempelajari rahasia pembuatan sutra sekitar abad ke-6 M, dengan asumsi bahwa cerita Procopius benar.

Di saat yang sama, bangsa Tiongkok telah memproduksi jenis kain ini selama berabad-abad. Menurut bukti arkeologis, sutra diproduksi di Tiongkok kuno setidaknya sejak periode Longshan (3500 – 2000 SM). Ngengat sutra, Bombyx mori, juga didomestikasi dari ngengat sutra liar, Bombyx mandarina, pada sekitar waktu tersebut.

Penyelundupan sutra oleh para biksu itu adalah salah satu contoh spionase industri yang paling awal diketahui. Sejak saat itu, budi daya ulat sutra pun menyebar ke seluruh Asia Kecil dan Yunani.