Barsine pernah menjadi istri Memnon. Dia juga putri Artabazus yang berpengaruh. Setelah kematian Memnon pada tahun 333 SM, dia merasa bebas untuk menjalin hubungan lain. Ketika dia melihat Aleksander Agung, dia tahu bahwa penguasa itu adalah pilihan terbaiknya.
Barsine mungkin melahirkan putra Aleksander pada tahun 327 SM. Menurut Plutarch, Aleksander jatuh cinta pada Barsine karena kecantikannya. “Mereka memiliki seorang putra bernama Heracles,” tambah Klimczak.
Penting untuk dicatat bahwa satu-satunya putra yang dikonfirmasi lahir setelah kematiannya. Jadi anak Barsine berarti seseorang yang lahir saat dia masih hidup juga. Tidak diketahui apakah cerita tentang bayi tersebut nyata atau tidak, namun menimbulkan beberapa pertanyaan. Jika anak laki-laki itu memang ada, apa yang terjadi padanya? Mengapa tidak ada sumber yang menyebutkan dia sebagai penerus Aleksander Agung?
Barsine adalah seorang wanita yang memahami kekuatan Aleksande. Dia mungkin bersamanya karena ingin menciptakan kerajaan terbesar sepanjang masa dalam sejarah dunia. Namun hal ini tidak terjadi. Barsine hanya akan menjadi salah satu kekasih Aleksander. Meskipun salah satu wanita yang paling penting, ia bukan istri atau selir sang penguasa muda Makedonia itu.
Roxana, kekasih Aleksander Agung
Beberapa sejarawan percaya bahwa Roxana adalah kelemahan terbesar Aleksander Agung. Dia jatuh cinta padanya ketika dia berusia 28 tahun. Dengan hubungan ini, Aleksander Agung juga kehilangan minat pada wanita lain.
Roxana digambarkan oleh para penulis yang melihatnya sebagai salah satu wanita tercantik di seluruh Asia. Nama Afganistannya adalah Roshanak, yang berarti ''bintang kecil''. Para sejarawan kuno mengatakan bahwa dia adalah orang Persia.
Roxana dan Aleksander juga menikah karena alasan politik. Setelah menaklukkan banyak wilayah di Asia, Aleksander ingin memperkuat ikatan dengan bagian baru Kekaisarannya. Pernikahan tersebut dilangsungkan pada musim semi atau pada bulan Agustus 327 SM.
Menurut sumber kuno, Roxana menjadi kecintaan terbesar Aleksander. Dia begitu terpesona oleh kecantikan dan kebijaksanaannya. Karena alasan itu, sang penguasa menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya.
Ketika Aleksander meninggal pada tahun 323 SM, posisi Roxana masih kuat, namun dia sudah mengetahui cara kejam istana kerajaan. Dia memutuskan untuk membunuh dua wanita Aleksander lainnya, dengan harapan dapat melindungi dirinya dan putranya yang belum lahir. Roxana melahirkan seorang anak laki-laki bernama Aleksander (Aleksander IV), 6 bulan setelah kematian Aleksander Agung.
Pada tahun 320 SM, Roxana ditahan oleh bupati Makedonia (dan mantan teman Aleksander) bernama Antipater. Dia dibunuh oleh putranya, Cassander, pada tahun 320 SM.
Sejarah dunia mencatat jika sang penguasa Makedonia itu memiliki banyak kekasih. Sayangnya bagi para wanita yang terlibat dengannya sebagian besar menjadi korban pembunuhan.
Aleksander meninggal ketika dia berusia 33 tahun. Namun ketika masih hidup, dia tidak berbuat banyak untuk melindungi wanita yang mendampinginya.