Godfrey dari Bouillon, Kisah Salah Satu Pemimpin Perang Salib Pertama

By Sysilia Tanhati, Kamis, 28 Maret 2024 | 11:00 WIB
Dalam sejarah Perang Salib, ada beberapa pemimpin perang. Salah satunya adalah Godfrey dari Bouillon. Kelak ia dipilih untuk menjadi penguasa Kerajaan Yerusalem. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Godfrey dari Bouillon adalah seorang bangsawan Frank yang hidup di abad pertengahan. Dalam sejarah dunia, ia terkenal karena perannya sebagai salah satu pemimpin utama selama Perang Salib Pertama.

Sebagai konsekuensi dari keberhasilan ekspedisi militer ke Tanah Suci, Godfrey menjadi penguasa pertama Kerajaan Yerusalem yang baru didirikan. Godfrey dikatakan menolak menerima gelar raja. Alih-alih menggunakan gelar raja, ia memilih untuk mengadopsi gelar Advocatus Sancti Sepulchri. Gelar tersebut berarti “Pelindung Makam Suci”.

Kehidupan awal Godfrey

Godfrey dari Bouillon lahir pada tahun 1060. Ia merupakan putra kedua Eustace II, Pangeran Boulogne. Ibunya adalah Ida, putri Godfrey III, Adipati Lorraine Hilir. Sang kakak laki-laki, Eustace III, menjadi pewaris County Boulogne dan mewarisi tanah milik keluarga di Inggris. Sedangkan Godfrey dinobatkan sebagai pewaris paman dari pihak ibu, Godfrey IV (si Bungkuk).

Ketika Godfrey IV tewas dibunuh pada tahun 1076, Godfrey mewarisi tanahnya, termasuk Lorraine Hilir, Verdun dan Marquisate Antwerpen.

Godfrey bergabung dalam ajakan untuk bersenjata dalam perang salib

Pada tanggal 27 November 1095, Paus Urbanus II berada di Clermont dan menyerukan soal Perang Salib. Di sinilah seruan yang mendesak umat Kristen untuk mengangkat senjata guna membantu rekan-rekan mereka di wilayah timur.

Baik petani maupun bangsawan terinspirasi oleh pesan Paus. Mereka memikul “salib” atau memberikan sedekah untuk mendanai usaha ini. Godfrey adalah salah satu bangsawan yang menanggapi seruan Paus untuk mengangkat senjata.

Ia didampingi oleh adik laki-lakinya, Baldwin. Baldwin juga dikenal sebagai Pangeran Edessa dan kemudian mewarisi Kerajaan Yerusalem dari sang kakak.

Bangsawan penting lainnya ikut memikul salib dan menjabat sebagai komandan Perang Salib Pertama. “Mereka adalah Raymond IV, Pangeran Toulouse, Bohemond I, Pangeran Taranto, dan Stephen II, Pangeran Blois,” tulis Wu Mingren di laman Ancient Origins.

Berbagai kontingen tentara salib melakukan perjalanan ke timur dari kampung halaman mereka menggunakan rute yang berbeda. Mereka berkumpul di luar Konstantinopel sebelum memasuki wilayah musuh.

Godfrey, Baldwin, dan pasukan mereka melakukan perjalanan darat melalui Kekaisaran Romawi Suci dan Hungaria. Lalu kemudian ke wilayah Bizantium, mencapai Konstantinopel dua hari sebelum Natal tahun 1096.