Nationalgeographic.co.id—Salah satu momen terbesar dalam sejarah manusia terjadi 60.000 hingga 70.000 tahun yang lalu ketika sebagian Homo sapiens meninggalkan Afrika. Meskipun zaman ini sangat penting, secara mengejutkan kita hanya mengetahui sedikit tentang keberadaan manusia antara 70.000 hingga 45.000 tahun yang lalu ketika mereka pertama kali menginjakkan kaki di dunia yang lebih luas.
Berkat kombinasi bukti genetik, paleoekologi, dan arkeologi, para ilmuwan kini menemukan bahwa Dataran Tinggi Persia berfungsi sebagai pusat penting bagi Homo sapiens selama tahap awal migrasi mereka keluar Afrika.
Wilayah ini kemungkinan besar menjadi “rumah kedua” Homo sapiens selama sekitar 20.000 tahun. Tanah air atau kumah kedua mereka ini memungkinkan populasi Homo sapiens yang besar untuk tumbuh dan berkembang sebelum mereka menyebar ke seluruh Eurasia dan sekitarnya.
Artinya nenek moyang semua orang non-Afrika masa kini tinggal di Dataran Tinggi Persia selama sekitar 20.000 tahun setelah migrasi keluar Afrika. Dengan kata lain, jika Anda memiliki warisan genetik dari Eropa, Asia, Amerika, atau Oseania, kemungkinan besar beberapa nenek moyang Anda menghabiskan sebagian besar waktunya di wilayah ini.
Dataran Tinggi Persia adalah wilayah tinggi yang luas yang terletak di Asia barat daya. Wilayah ini terletak di sebelah timur Pegunungan Zagros melintasi Iran modern, serta Afghanistan dan Pakistan.
Dikelilingi oleh Laut Kaspia, Teluk Persia, dan Mediterania, kawasan ini menyediakan habitat ideal untuk mulai mengembangkan populasi yang lebih besar. Pada saat yang sama, lokasinya sempurna untuk menjadi “landasan peluncuran” bagi banyak gelombang orang yang menetap di Eurasia.
“Penemuan ini menjelaskan bagian sejarah Homo sapiens di luar Afrika yang berusia 20.000 tahun, rentang waktu ketika kita berinteraksi dengan populasi Neanderthal, dan menyoroti hubungan antara berbagai populasi Eurasia, memberikan petunjuk penting untuk memahami sejarah demografi Homo sapiens. spesies kita di Eropa, Asia Timur, dan Oseania,” kata penulis studi pertama Leonardo Vallini, dari University of Padova di Italia, dalam sebuah pernyataan.
Untuk mencapai temuan ini, tim melihat bukti genetik dari populasi manusia prasejarah dan modern dan menemukan bahwa orang-orang di sekitar Dataran Tinggi Persia memiliki ikatan leluhur yang dekat dengan populasi yang pertama kali menetap di luar Afrika.
Para peneliti juga menjalankan model paleoekologi yang menunjukkan bahwa wilayah tersebut jauh lebih ramah dibandingkan pusat potensial lainnya setelah ekspansi ke Luar Afrika.
Meskipun temuan arkeologis baru-baru ini mulai memberi petunjuk bahwa Dataran Tinggi Persia pernah menjadi pusat penting bagi Homo sapiens yang berkeliaran di awal perjalanan mereka ke luar Afrika, penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa masih banyak lagi fosil dan artefak yang mungkin tersembunyi di sini, dan siap untuk ditemukan.
“Studi multidisiplin kami memberikan pandangan yang lebih koheren tentang masa lalu kuno, menawarkan wawasan tentang periode kritis antara ekspansi ke luar Afrika dan diferensiasi populasi Eurasia,” kata rekan penulis studi, Profesor Michael Petraglia.
“Dataran tinggi Persia muncul sebagai wilayah penting, yang menggarisbawahi perlunya eksplorasi arkeologi lebih lanjut,” simpulnya.
Makalah studi meraka ini telah terbit di jurnal Nature Communications.