Bertambahnya Keragaman Spesies Burung di Indonesia

By National Geographic Indonesia, Jumat, 29 Maret 2024 | 21:16 WIB
Elang perut putih di Taman Nasional Wasur, Merauke. Seberannya Asia Selatan sampai Asia Tenggara. Burung ini memiliki warna dominan putih dan abu-abu. (Riza Marlon)

Perubahan tersebut terdiri dari 40 spesies burung yang mengalami penurunan status keterancaman. Sebanyak 14 spesies baru berhasil dievaluasi dan ditetapkan statusnya, termasuk sembilan spesies baru hasil pemecahan takson. Lalu ada delapan spesies yang status keterancamannya menjadi lebih tinggi.

Keanekaragaman burung di Indonesia berubah dengan sangat dinamis dari tahun ke tahun. Revisi taksonomi berkontribusi besar pada penambahan keanekaragaman spesies burung di Indonesia dengan mengungkap taksa-taksa burung yang sebelumnya masih ‘tersembunyi’ di dalam klasifikasi spesies yang lebih kompleks.

Sikatan cacing jawa (Cyornis banyumas) yang tersebar di beberapa negara Asia Tenggara dan Asia Selatan. (Jihad/Burung Indonesia)

Peran Ilmuwan Warga

Kontribusi ilmuwan warga melalui beragam platorm sains warga juga semakin bisa diperhitungkan. Data yang dikumpulkan secara sukarela oleh ilmuwan warga dapat menjadi salah satu rujukan valid dalam memantau keragaman burung di Indonesia.

Kompilasi data dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa peningkatan keanekaragaman burung juga turut berimplikasi pada penambahan jumlah spesies burung endemis Indonesia.

Hasil tersebut juga menunjukkan Wallacea sebagai wilayah yang menjadi sebaran utama dari spesies endemis. Sejarah biogeografi dari pulau-pulau di Wallacea begitu unik sehingga memiliki laju spesiasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya.

Terlepas dari pengetahuan tentang keragaman burung Indonesia yang semakin maju, masih banyak misteri tentang biologi dan sejarah hidup spesies burung yang belum diketahui. Minimnya informasi tersebut juga menyebabkan penilaian terhadap status keterancaman juga semakin sulit untuk ditentukan.

Kita masih membutuhkan lebih banyak lagi penelitian, pengamatan, dan ekspedisi di masa-masa yang akan datang untuk mengisi kesenjangan pengetahuan tersebut.

Pemutakhiran informasi tersebut pada akhirnya juga bertujuan untuk mendukung upaya konservasi burung yang lebih efektif agar tercapai kelestarian keragaman burung di Indonesia.