Bertambahnya Keragaman Spesies Burung di Indonesia

By National Geographic Indonesia, Jumat, 29 Maret 2024 | 21:16 WIB
Elang perut putih di Taman Nasional Wasur, Merauke. Seberannya Asia Selatan sampai Asia Tenggara. Burung ini memiliki warna dominan putih dan abu-abu. (Riza Marlon)

Nationalgeographic.co.id—Jumlah spesies burung di Indonesia mengalami penambahan pada 2024. Terdapat dua hal yang memengaruhi perubahan tersebut, yakni perubahan taksa dan catatan sebaran baru.

Penambahan jumlah spesies burung ini turut memengaruhi pergantian status keterancaman pada sejumlah burung di Indonesia, demikian rilis dari Burung Indonesia.

Conservation Partnership Adviser Burung Indonesia Ria Saryanthi mengatakan, jumlah spesies burung di Indonesia kembali bertambah, yakni sebanyak 1.836 spesies yang artinya bertambah sebanyak 10 spesies dibandingkan dengan total jumlah pada tahun sebelumnya yaitu sebanyak 1.826 spesies.

(Burung Indonesia)

Perubahan ini juga turut memengaruhi jumlah spesies burung endemis di Indonesia, yakni bertambah satu spesies yang mana pada tahun sebelumnya berjumlah 541 spesies. Sehingga, pada tahun ini jumlah spesies burung endemis sebanyak 542 spesies.

Terdapat sembilan spesies burung baru yang menjadi hasil pemecahan taksa dari delapan spesies burung. Burung kacamata morotai (Zosterops dehaani) yang dipisahkan dari kacamata halmahera (Zosterops atriceps) berdasarkan perbedaan morfologi, bioakustik, dan ekologi menjadi salah satu contohnya.

Pada tahun ini terdapat lima spesies burung yang menjadi catatan baru untuk wilayah Indonesia:

(1) Camar paruh-ramping (Larus genei)

Camar paruh-ramping (Larus genei) (Ryzhkov Sergey/Wikimedia Commons)

    

(2) Uncal kalimantan (Macropygia tenuirostris)

Merpati kukuk Filipina ( Macropygia tenuirostris ) (Chris Chafer/Wikimedia Commons)

    

(3) Petrel kermadec (Pterodroma neglecta)

Petrel kermadec (Pterodroma neglecta) (Wikimedia Commons)

    

(4) Penggunting-laut hitam (Ardenna grisea)

Burung pencicit jelaga ( Ardenna grisea ) (J.J. Harrison/Wikimedia Commons)

   

(5) Seriwang india (Terpsiphone paradisi)

Seriwang india (Terpsiphone paradisi) (Thimindu Goonatillake /Wikimedia Commons)

    

Informasi kehadiran camar paruh-putih  terpantau oleh pengamat saat burung tersebut sedang bermigrasi di wilayah Sumatera Selatan. Sementara untuk catatan kehadiran empat spesies lainnya didapatkan dari penggalian data hasil observasi lapangan yang dikumpulkan oleh para pengamat burung di platform sains warga bernama eBird.

Ria juga menyebutkan, pada tahun ini perubahan status keterancaman spesies burung cukup banyak terjadi. Menurut data evaluasi Daftar Merah IUCN oleh BirdLife International, terdapat perubahan status keterancaman pada 62 spesies burung di Indonesia.

Perubahan tersebut terdiri dari 40 spesies burung yang mengalami penurunan status keterancaman. Sebanyak 14 spesies baru berhasil dievaluasi dan ditetapkan statusnya, termasuk sembilan spesies baru hasil pemecahan takson. Lalu ada delapan spesies yang status keterancamannya menjadi lebih tinggi.

Keanekaragaman burung di Indonesia berubah dengan sangat dinamis dari tahun ke tahun. Revisi taksonomi berkontribusi besar pada penambahan keanekaragaman spesies burung di Indonesia dengan mengungkap taksa-taksa burung yang sebelumnya masih ‘tersembunyi’ di dalam klasifikasi spesies yang lebih kompleks.

Sikatan cacing jawa (Cyornis banyumas) yang tersebar di beberapa negara Asia Tenggara dan Asia Selatan. (Jihad/Burung Indonesia)

Peran Ilmuwan Warga

Kontribusi ilmuwan warga melalui beragam platorm sains warga juga semakin bisa diperhitungkan. Data yang dikumpulkan secara sukarela oleh ilmuwan warga dapat menjadi salah satu rujukan valid dalam memantau keragaman burung di Indonesia.

Kompilasi data dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa peningkatan keanekaragaman burung juga turut berimplikasi pada penambahan jumlah spesies burung endemis Indonesia.

Hasil tersebut juga menunjukkan Wallacea sebagai wilayah yang menjadi sebaran utama dari spesies endemis. Sejarah biogeografi dari pulau-pulau di Wallacea begitu unik sehingga memiliki laju spesiasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya.

Terlepas dari pengetahuan tentang keragaman burung Indonesia yang semakin maju, masih banyak misteri tentang biologi dan sejarah hidup spesies burung yang belum diketahui. Minimnya informasi tersebut juga menyebabkan penilaian terhadap status keterancaman juga semakin sulit untuk ditentukan.

Kita masih membutuhkan lebih banyak lagi penelitian, pengamatan, dan ekspedisi di masa-masa yang akan datang untuk mengisi kesenjangan pengetahuan tersebut.

Pemutakhiran informasi tersebut pada akhirnya juga bertujuan untuk mendukung upaya konservasi burung yang lebih efektif agar tercapai kelestarian keragaman burung di Indonesia.