Ekspedisi Laut Jawa: Dina Salat dan Puasa di Kedalaman 7.000 Meter

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 30 Maret 2024 | 21:00 WIB
Kapal Selam Mini Human Operated Vehicle (HOV) Fendouzhe merupakan kapal selam berawak milik Chinese Academy of Sciences, tampak bersiap menyelam di laut dalam. (Chinese Academy of Sciences)

Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda melakukan salat dan puasa di kedalaman 7.000 meter di laut dalam Samudra Hindia? Andina Ramadhani Putri Pane, seorang peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pernah melakukannya.

Dina, sapaan Andina, pernah salat dan puasa di kapal selam Fendouzhe milik Institute of Deep-Sea Science and Engineering – Chinese Academy of Science (IDSSE-CAS). Dia salat dan puasa saat kapal selam itu menembus kedalaman sekitar 7.000 meter di bawah permukaan laut di bulan Ramadan.

Kala itu Dina tergabung dalam "Expedition Java Trench 2024". Dalam ekspedisi ini peneliti BRIN dan IDSSE-CAS bersama-sama melakukan penelitian di Selatan Laut Jawa pada 23 Februari hingga 22 Maret 2024. Penelitian dilakukan menggunakan kapal penelitian Tan-Suo-Yi-Hao yang dilengkapi dengan Kapal Selam Mini Human Operated Vehicle (HOV) Fendouzhe.

Selama ekspedisi di bulan Ramadan ini Andina Ramadhani Putri Pane, seorang peneliti di BRIN, melakukan salat dan puasa di kedalaman 7.000 meter. (Humas BRIN)

Dina merupakan satu-satunya muslimah dalam tim ekspedisi tersebut. Dia melaksanakan salat di kapal selam dan juga melakukan ibadah puasa selama melakukan ekspedisi.

Selain Dina, peneliti BRIN lainnya adalah Yustian Rovi Alfiansah. Yustian adalah peneliti bidang mikroorganisme dan akuakultur juga terlibat dalam ekspedisi ini yang bertindak sebagai ketua tim peneliti Indonesia.

Selain peneliti ID-SSE Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan kru kapal, ekspedisi ini juga diikuti Mayor Kridha dari TNI Angkatan Laut. Ada juga Harisma yang merupakan peneliti dari Universitas Halu Oleo, dan Engki sebagai peneliti Universitas Hang Tuah yang sama-sama mewakili Indonesia.

Tim gabungan Indonesia dan Tiongkok dalam Expedition Java Trench 2024. (Humas BRIN)

Kapal selam Fendouzhe melakukan 22 kali penyelaman. Sebanyak 14 kali penyelaman dilakukan hingga melebihi kedalam 6.000 meter dan 6 kali penyelaman bersama ilmuwan Indonesia.

Di sana para ilmuwan meneliti spesimen fauna bentik/bentos (dasar laut), menggunakan alat pengambil sedimen inti dan sedimen dalam, batuan dasar & karbonat. Selain itu juga menggunakan membran untuk menyaring air laut sehingga ditemukan mikrobiologinya.

Kapal selam laut dalam ini dibawa menggunakan kapal penelitian Tan-Suo-Yi-Hao yang bersandar di dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Jakarta. Para peneliti Indonesia bisa mendapatkan pengalaman berharga dari eskpedisi ini.

Ekspedisi ini khususnya menyorot mengenai kelimpahan dan keanekaragaman fauna bentik yang tinggi, spesies inovatif di parit, dan ekosistem benda yang tidak biasa. Selain itu, para peneliti juga memantau sedimentasi oksida besi dalam skala besar di dekat sumbu parit, biota batuan baru – dunia foraminifera (grup besar protista amoeboid dengan pseudopodia), dan bidang hidrotermal suhu rendah di cekungan busur depan.