Cinta Tak Berbalas, Kisah Pilu Pertualangan Asmara Vincent van Gogh

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 1 April 2024 | 21:30 WIB
Vincent van Gogh, (Musée d'Orsay)

Nationalgeographic.co.id—“Pilihan Van Gogh terhadap wanita tidaklah umum,” kata Zuzanna Stanska, sejarawan seni dari Polandia. “Dalam banyak kasus, wanita yang ia cintai jauh lebih tua darinya.”

Saat muda, Vincent van Gogh pernah melamar tiga wanita pujaan hatinya: Caroline Haanebeek pada tahun 1872, Eugénie Loyer pada tahun 1873, dan Kee Vos-Stricker pada tahun 1881.

Namun sayangnya, tak ada satupun dari ketiga wanita itu menerima cinta Van Gogh. Tak begitu jelas apa alasan pastinya, namun diduga usianya yang masih muda–berusia 19 tahun saat melamar pertama kalinya–menjadi penyebab utama.

Lantas, siapa sebenarnya tiga wanita ini dan apa yang membuatnya menolak seniman post-impressionis yang mengguncang dunia seni?

Potret Diri Vincent Van Gogh (Courtauld Institute of Art)

Menurut Zuzanna, Caroline dan saudara perempuannya, Annet, adalah sepupu kedua Van Gogh dari pihak ibunya.

“Cintanya pada Caroline bertepuk sebelah tangan dan dia menikah dengan pria lain. Pada saat yang sama, Annet menjadi kekasih Theo (adik laki-laki Van Gogh), namun ia jatuh sakit dan meninggal,” kata Stanska.

Selanjutnya, Eugenie Loyer adalah putri berusia 19 tahun dari seorang kepala sekolah anak laki-laki dan induk semang Van Gogh ketika sang seniman tinggal di London. 

Kepala sekolah menyewakan kamar untuknya saat Van Gogh diterima sebagai peserta magang pada tahun 1873 di dealer seni Goupil. 

Van Gogh dan Eugenie bergaul selayaknya "kakak dan adik", tidak ada yang terjadi lebih jauh. Loyer diam-diam bertunangan dengan Samuel Plowman, yang pernah tinggal di kamar sewaan sebelum Van Gogh. Van Gogh menjadi melankolis dan mulai bertingkah aneh.

Wanita ketiga, Kee Stricker, juga merupakan sepupu Van Gogh. Van Gogh bertemu dengannya tepat setelah kematian suaminya. Jawaban Stricker terhadap lamaran pernikahannya adalah: "Tidak, tidak, tidak akan pernah".

Namun, Van Gogh tidak menyerah begitu saja dan meskipun kedua keluarga menentang hubungan tersebut, sang seniman pergi ke Amsterdam dan muncul di depan pintu rumah keluarga Kee.