Kemungkinan besar, plumbata terutama digunakan selama tugas dinas berbasis kaki. Hal ini termasuk mempertahankan tembok benteng atau menara pengawas. Namun, keserbagunaannya melampaui skenario defensif.
Menurut tulisan Flavius Vegetius Renatus, prajurit ahli di dua legiun yang ditempatkan di Illyricum dikenal sebagai “Mattiobarbuli”. Julukan ini diberikan karena keahlian mereka dalam menggunakan plumbata.
Legiun ini beroperasi sebelum masa pemerintahan Kaisar Diocletian. Mereka terkenal karena kehebatannya dalam pertempuran. Setiap prajurit akan menempelkan lima plumbata pada perisainya. Hal ini memastikan mereka tersedia pada awal pertempuran.
Berbagai kegunaan plumbata mencakup pertempuran terbuka, menyerbu dan mempertahankan tembok kota, dan bahkan pertempuran maritim. Dalam semua pertempuran di Kekaisaran Romawi, plumbata digunakan untuk melukai musuh.
Sumber tertulis paling awal dan paling informatif tentang plumbata disusun antara tahun 390 dan 450 Masehi. Hal ini menandakan bahwa senjata mematikan tersebut sudah digunakan dan dikenal luas pada masa akhir Kekaisaran Romawi.
Catatan Vegetius memberikan wawasan berharga mengenai keunggulan dan efektivitas plumbata dalam strategi militer Romawi. Di sinilah plumbata berfungsi sebagai senjata serbaguna yang mampu menimbulkan kerusakan pada tentara musuh dan kudanya dari jarak jauh.
Peran plumbata sebagai proyektil taktis menyoroti kemampuan Romawi untuk beradaptasi dan menggunakan persenjataan inovatif dalam berbagai skenario pertempuran. “Hal ini tentu saja meninggalkan kesan mendalam pada peperangan kuno,” tambah Brown.
Ketika popularitas plumbata mulai menurun di Kekaisaran Romawi
Seiring berjalannya waktu, popularitas plumbata mulai menurun di Kekaisaran Romawi.
Garis waktu pasti “kematian” dan penghentian produksinya masih belum pasti. Namun signifikansi dan pengaruh senjata ini tidak dapat diremehkan.
Plumbata mendapat tempatnya dalam strategi militer Kekaisaran Romawi selama abad ke-3 dan ke-4. Garis waktu ini bertepatan dengan semakin pentingnya senjata jarak jauh dalam peperangan melawan kekuatan barbar.
Dilengkapi dengan plumbata, unit-unit tersebut tidak hanya efektif dalam pertempuran jarak dekat tetapi juga dalam pertempuran jarak jauh. Senjata ini melengkapi atau bahkan menggantikan pemanah tradisional.
Kemampuan plumbata untuk mengurangi momentum menyerang musuh sangatlah berharga. Hal ini terbukti sangat efektif melawan lawan yang tidak memiliki helm atau pelindung bahu. Begitu pula melawan kavaleri, karena kebanyakan kuda tidak dilindungi oleh baju besi atau perisai.
Keberhasilannya terlihat dari kemampuannya menggantikan pilum, yang merupakan senjata pokok legiun Romawi selama hampir 500 tahun.
Meskipun sangat efektif, sedikit yang diketahui tentang kapan penggunaan plumbata akhirnya memudar dan berhenti sama sekali.
Plumbata berkontribusi terhadap taktik militer di Kekaisaran Romawi. Kemampuannya untuk memperkuat tentara Romawi dan perannya dalam membentuk evolusi persenjataan kuno, semuanya menjadikannya senjata bersejarah yang sangat penting.