Hadrian mendapat lebih banyak pujian karena dia mendanai pembangunan besar-besaran pada masa pemerintahannya. Ia paling terkenal karena membangun Tembok Hadrian, perbatasan utara Kekaisaran Romawi di Inggris.
Yang membingungkan, Kaisar Hadrian menyalin prasasti asli Agripa ke Pantheon yang direkonstruksi. Tindakannya itu menyebabkan kebingungan selama berabad-abad mengenai apakah bangunan yang ada itu asli atau bukan.
Setelah penggalian arkeologis, sejarawan menemukan bukti bahwa Pantheon benar-benar direkonstruksi.
Sejarawan memutuskan bahwa itu sebenarnya bukan bangunan asli meskipun terdapat prasasti. Tujuan dari renovasi Pantheon tidak jelas karena tujuannya adalah pada masa pemerintahan Agripa.
Selama hampir 500 tahun, satu-satunya penggunaan yang tercatat kadang-kadang adalah sebagai gedung pengadilan atau pertemuan Senat Romawi.
Pantheon di Abad Pertengahan hingga modern
Pada tahun 609, Pantheon diberikan kepada Paus Boniface VI oleh Kaisar Bizantium Phocas. Bangunan bersejarah itu pun diubah menjadi gereja St. Mary dan Semua Martir. Pantheon merupakan kuil pagan pertama yang menjadi situs suci umat Katolik.
Dengan mengubahnya menjadi gereja, Roma mampu menyelamatkan Pantheon dari penjarahan dan kerusakan yang akan terjadi seiring dengan jatuhnya kekaisaran.
Banyak bangunan lain yang kekayaannya akan hilang dan hancur seiring berjalannya waktu. Namun, gereja akan tetap utuh untuk menghormati situs keagamaan tersebut.
Bagian luar bangunan mengalami perubahan selama bertahun-tahun. Patung-patung hilang, pilar-pilar menghilang, dan logam-logam terlepas dari dinding. Tapi bagian dalamnya tetap utuh dan telah dipugar secara ekstensif.
Saat ini, Pantheon masih digunakan sebagai gereja Katolik. Misa diadakan secara rutin dan terkadang pernikahan dilangsungkan di bawah rotunda. Selain itu, Pantheon juga terbuka untuk wisatawan yang ingin mengagumi arsitektur peninggalan Kekaisaran Romawi.