Dengan Lady K’abel yang menguasai kelabang ganas atas nama Dinasti Kepala Ular, negara satelit yang menakutkan ini tetap setia kepada Kaanul dan berpartisipasi dalam banyak pertempuran menentukan.
Pada paruh kedua abad ketujuh, Tikal berulang kali bangkit dan mencoba menggulingkan Kerajaan Ular. Namun para pemberontak ini berhasil dikalahkan oleh Yuknoom dan sekutu Kerajaan Ular dalam beberapa kali.
Keadaan akhirnya berbalik pada tahun 695, ketika raja ular Claw of Fire - yang sebelumnya dikenal sebagai Jaguar Paw Smoke - dikalahkan oleh tentara Tikal. Kekalahan ini mengakhiri dominasi dinasti Kaanul.
Dengan kekalahan ini, impian Kerajaan Ular yang merayap di peradaban Maya kuno pun pupus. Lalu tatanan peradaban Tikal sebelum adanya Kaanul mulai dipulihkan.
Sayangnya bagi Tikal, hegemoni yang diperoleh dengan susah payah ini tidak bertahan lama. Sebab, seluruh peradaban Maya runtuh kurang dari dua abad kemudian.
Namun, periode kedua kekuasaan Tikal di Maya kuno ini berlangsung cukup lama sehingga sebagian besar jejak Dinasti Kepala Ular dihancurkan. Jadi kini para arkeolog harus menghadapi tugas berat untuk mencoba mengumpulkan kisah tentang Kerajaan Ular yang dikenal jahat ini.