Rupa-Rupa Pajak dalam Sejarah Manusia: dari Urine hingga Janggut

By Sysilia Tanhati, Senin, 15 April 2024 | 22:53 WIB
Pajak bukanlah fenomena baru. Faktanya, perpajakan sudah ada sejak ribuan tahun lalu dalam sejarah manusia. (Norman de Garis Davies/CC0)

Pajak bukanlah fenomena baru. Faktanya, perpajakan sudah ada sejak ribuan tahun lalu dalam sejarah manusia.

Selama berabad-abad, berbagai pemerintahan di seluruh dunia telah memungut pajak untuk segala hal mulai dari urine hingga janggut. Dikutip dari laman National Geographic, “Para pejabat menerima pembayaran pajak berupa bir, tempat tidur, dan bahkan sapu. Pembayaran ini digunakan untuk mendanai proyek dan layanan pemerintah—mulai dari piramida Giza hingga legiun Roma.

Cara unik membayar pajak dalam sejarah manusia

Perpajakan sudah ada sejak lama, bahkan sudah ada sebelum uang koin. Pajak dapat diterapkan pada hampir semua hal dan dapat dibayar dengan hampir semua hal.

Di Mesopotamia kuno, fleksibilitas ini menyebabkan beberapa cara pembayaran yang agak aneh. “Pajak untuk menguburkan jenazah adalah tujuh tong bir, 420 roti, dua gantang jelai, jubah wol, seekor kambing, dan sebuah tempat tidur,” menurut sejarawan Negara Bagian Oklahoma, Tonia Sharlach.

“Sekitar tahun 2000-1800 SM, ada catatan tentang seorang pria yang membayar dengan 18.880 sapu dan enam batang kayu,” tambah Sharlach.

Akuntansi kreatif atas pembayaran natura juga membantu beberapa orang menipu petugas pajak. “Dalam kasus lain, seorang laki-laki mengaku dia tidak punya harta apa pun kecuali batu giling yang sangat berat. Maka dia menyuruh petugas pajak membawanya sebagai pembayaran pajaknya.”

Persiapan pajak Firaun

Mesir Kuno adalah salah satu peradaban pertama yang memiliki sistem perpajakan terorganisir. Sistem ini dikembangkan sekitar tahun 3000 SM, setelah Mesir Hilir dan Mesir Hulu disatukan oleh Narmer, firaun pertama.

Para penguasa awal Mesir kuno menaruh perhatian besar pada pajak. Mereka akan berkeliling negeri dengan rombongan untuk menilai harta milik rakyat. Misalnya minyak, bir, keramik, ternak, dan hasil panen. Penguasa kemudian memungut pajak atas barang-barang tersebut. Acara tahunan ini dikenal sebagai Shemsu Hor atau Pengikut Horus.

Pada masa Kerajaan Lama, pajak menghasilkan pendapatan yang cukup untuk membangun proyek-proyek sipil yang besar, seperti piramida di Giza.

Sistem perpajakan Mesir Kuno berkembang selama 3.000 tahun sejarahnya dan menjadi semakin canggih seiring berjalannya waktu. Di Kerajaan Baru, pejabat menemukan cara untuk mengenakan pajak kepada masyarakat atas apa yang mereka peroleh bahkan sebelum mereka memperolehnya. Hal ini bisa dilakukan berkat sebuah penemuan yang disebut nilometer.