Nationalgeographic.co.id—Di zaman modern, terdapat perbedaan yang jelas antara seragam yang dikenakan tentara untuk berperang dan untuk acara-acara seremonial. Namun sepanjang sejarah dunia, hal ini tidak selalu terjadi. Bagi sebagian negara atau kerajaan, seragam dan baju besi digunakan secara universal untuk pertempuran dan juga acara seremonial.
Ada beberapa contoh tentara dan unit resimen dengan selera mode yang unik yang menghiasi medan perang di masa lalu.
Garda Swiss
Tidak diragukan lagi, salah satu seragam paling khas yang masih digunakan hingga saat ini adalah seragam Garda Swiss. “Mereka berada di garis depan gaya militer yang unik,” tulis Greg Beyer di laman The Collector. Secara teknis merupakan tentara bayaran, Garda Swiss dipekerjakan pada tanggal 22 Januari 1506. Mereka terus menjaga Paus sejak saat itu.
Seragam pakaian berwarna biru, merah, dan oranye saat ini dirancang pada awal abad ke-20. Rancangannya didasarkan pada penggambaran busana Garda Swiss dari abad ke-16.
Seragam tiga warna tersebut disertai dengan baret disebut comb-morion (jenis helm yang digunakan para penakluk). Untuk tugas biasa helmnya berwarna hitam, dan untuk tugas seremonial helmnya berwarna ungu dan dihiasi bulu burung unta. Sersan mengenakan seragam hitam dan merah, sedangkan perwira mengenakan seragam serba merah.
Seragam tersebut disesuaikan agar sesuai dengan setiap prajurit dan setiap set memiliki berat sekitar 3,6 kg. Garda Swiss adalah prajurit yang sangat cakap dan telah menjalani pelatihan militer modern yang ekstensif.
Evzones
Evzones memiliki sejarah sebagai unit infanteri ringan tentara Yunani yang dibentuk selama Perang Kemerdekaan Yunani melawan Kekaisaran Ottoman.
Setelah dibentuk pada tahun 1833, Evzones awalnya mengenakan celana panjang biru dan jas berekor gaya Bavaria. Mereka juga mengenakan topi berbentuk silinder yang disebut shako. Seragam ini terbukti tidak populer. Maka pada tahun 1837, seragam baru dirancang berdasarkan fustanella, pakaian seperti rok lipit yang populer di Yunani dan Balkan.