Kisah Pilu Para Korban Jack the Ripper, Siapa Sajakah Mereka?

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
135 tahun berlalu, siapa itu Jack the Ripper masih belum diketahui. Ia bak legenda. Namun bagi kelima korbannya, Jack the Ripper adalah sosok nyata. Bagaimana kisah para korban malang itu? (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Ada yang mengatakan dia adalah seorang ahli bedah. Yang lainnya, orang gila yang gila—atau mungkin tukang daging, pangeran, artis, atau hantu. Pembunuh yang dikenal dalam sejarah sebagai Jack the Ripper meneror London 135 tahun yang lalu.

Namun bagi lima wanita, Jack the Ripper bukanlah hantu legendaris atau karakter dari novel detektif. Dialah orang yang mengakhiri hidup mereka secara mengerikan.

“Jack the Ripper adalah orang sungguhan yang membunuh orang sungguhan,” tegas sejarawan Hallie Rubenhold, yang bukunya, The Five. Buku tersebut menceritakan kehidupan para korbannya. “Dia bukan seorang legenda.”

Siapa wanita-wanita korban Jack the Ripper itu? Mereka punya nama: Mary Ann “Polly” Nichols, Annie Chapman, Elizabeth Stride, Catherine Eddowes, dan Mary Jane Kelly. Para korban malang tersebut juga mempunyai harapan, orang-orang terkasih, teman-teman, dan, dalam beberapa kasus, anak-anak.

Kehidupan mereka, masing-masing unik, menceritakan kisah London abad ke-19. Di masa itu, London adalah kota yang mendorong mereka ke pinggiran dan lebih memperhatikan mereka yang mati alih-alih yang hidup.

Teror di Whitechapel

Kisah-kisah mereka tidak semuanya dimulai di London, namun berakhir di sana. Di dalam dan di sekitar sudut kota metropolitan yang dikenal sebagai Whitechapel, sebuah distrik di East End London.

“Mungkin tidak ada tempat seperti ini di seluruh dunia. Selain di kota besar London Timur yang luas, terabaikan, dan terlupakan ini,” tulis Walter Bessant dalam novelnya All Sorts and Conditions of Men. “Kota ini bahkan diabaikan oleh warganya sendiri, yang belum pernah merasakan kondisi mereka yang ditinggalkan.”

Warga Whitechapel yang “terbengkalai” termasuk beberapa warga termiskin di kota tersebut. Imigran, buruh lepas, keluarga, perempuan lajang, pencuri. Mereka semua tinggal bersama di rumah petak, permukiman kumuh, dan rumah kerja yang melimpah.

Menurut sejarawan Judith Walkowitz, “Pada tahun 1880-an, Whitechapel melambangkan penyakit sosial 'Outcast London'. Outcast London merupakan sebuah tempat di mana dosa dan kemiskinan muncul dalam imajinasi zaman Victoria, sehingga mengejutkan kelas menengah.

Whitechapel berubah menjadi adegan horor ketika tubuh Polly Nichols yang tak bernyawa dan dimutilasi ditemukan di jalan yang gelap. Ia ditemukan pada dini hari tanggal 31 Agustus 1888. Polly menjadi yang pertama dari lima korban kanonik Jack the Ripper. Lima korban itu menjadi kelompok inti wanita yang pembunuhannya tampaknya berkaitan dan terjadi dalam kurun waktu singkat.

Pada bulan berikutnya, tiga perempuan lagi yang terbunuh ditemukan di jalan-jalan East End. Mereka dibunuh dengan cara yang sama: leher mereka disayat, dan, dalam banyak kasus, isi perutnya dikeluarkan. Beberapa organ korban telah diambil. Pembunuhan kelima terjadi pada tanggal 9 November, ketika Ripper membantai Mary Jane Kelly dengan sangat biadab. Korban malang itu hampir tidak bisa dikenali.