Wanita-wanita ini adalah manusia dengan rasa kepribadian yang kuat. Menurut penulis biografi Robert Hume, teman dan tetangga mereka menggambarkan mereka sebagai orang yang rajin, riang, dan sangat bersih. Mereka hidup, mereka mencintai, mereka ada—sampai, tiba-tiba pada suatu malam yang gelap di tahun 1888, mereka menghilang.
Bayangan yang panjang
Penemuan jenazah Annie Chapman pada tanggal 8 September meningkatkan kepanikan di London. Karena luka-lukanya mencerminkan kebrutalan yang mengejutkan dari pembunuhan Polly Nichols beberapa hari sebelumnya. Penyelidik menyadari bahwa pembunuh yang sama kemungkinan besar melakukan kedua kejahatan tersebut. Dan dia masih buron. Siapa yang akan dia serang selanjutnya?
Pada akhir September, Kantor Berita Pusat London menerima surat bertinta merah yang mengaku berasal dari si pembunuh. Surat itu ditandatangani “Jack the Ripper.” Surat kabar di seluruh kota mengambil nama itu dan memuatnya. Liputan pers tentang Pembunuhan Whitechapel mencapai puncaknya. Surat kabar membedakan antara fakta dan fiksi. Semuanya menceritakan setiap detail kejahatan yang mengerikan dan berspekulasi dengan liar tentang identitas si pembunuh.
Saat ini, dorongan tersebut bertahan, dan para detektif serta penyelidik profesional mengajukan serangkaian tersangka yang tak ada habisnya. Termasuk artis Walter Sickert, penulis Lewis Carroll, pelaut Carl Feigenbaum, dan Aaron Kosminski, seorang tukang cukur East End.
Ketertarikan yang terus berlanjut untuk membuka kedok si pembunuh melanggengkan gagasan bahwa Jack the Ripper adalah sebuah permainan, kata Rubenhold.
Pembunuhan Whitechapel masih belum terpecahkan setelah 135 tahun dan Rubenhold yakin hal itu tidak akan pernah berubah. “Kami tidak akan menemukan apa pun yang secara pasti memberi tahu siapa Jack the Ripper itu.” Sebaliknya, pembunuhan tersebut memberi tahu kita tentang nilai-nilai abad ke-19—dan abad ke-21.