Mengenal Immanuel Kant, Filsuf Eropa yang Masih Relevan Sampai Kini

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 24 April 2024 | 17:41 WIB
Potret Immanuel Kant. Isi dari pemikiran Kant memengaruhi berbagai aspek untuk perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa sejak Masa Pencerahan. Pengaruh pemikirannya tidak hanya berguna bagi filsafat dan teologi, melainkan juga biologi, alam semesta, dan politik. (Österreichische Nationalbibliothek)

Nationalgeographic.co.id—Immanuel Kant sangat berpengaruh pada pemikiran Barat. Kehadirannya dalam sejarah filsafat abad ke-18 menawarkan berbagai gagasan pencerahan yang tetap relevan dewasa ini.

Kant lahir di Königsberg, Kerajaan Prusia (sekarang Kaliningrad, Rusia) pada 22 April 1724 dan wafat 12 Februari 1804. Kant hidup di masa Filsafat Pencerahan yang berlangsung sejak abad ke-17. Situasi zaman ini mendorong Kant menaruh minat pada filsafat, dari lingkungan dogmatismenya.

Apa yang memengaruhi pemikiran Kant berasal dari lingkungan terdekatnya sejak kecil. Keluarganya menganut Pietisme, gerakan Gereja Lutheran evangelis. Salah satu penekanan dalam ajaran gerakan ini adalah memusatkan pembelajaran pada Alkitab, bukan pada ajaran otoritas gereja.

Potret Imanuel Kant yang dilukis oleh Johann Gottlieb Becker (1639–1711), seniman asal Denmark. (Public Domain)

Manfred Kuehn, penulis biografi Kant dalam Kant: A Biography (2001) berpendapat, kedua orangtuanya tidak memberikan pengaruh Pietisme kepada Kant, walau ibunya pemeluk agama yang taat. Apa yang diajarkan orang tuanya lebih kepada nilai-nilai kerja keras, kejujuran, kebersihan, dan kemandirian yang dijadikan Kant sebagai teladan.

Demi menempuh pendidikan tinggi, Kant tidak mengandalkan orang tuanya. Keluarganya yang diperkirakan keturunan Skotlandia yang berimigrasi ke Königsberg, berada dalam ekonomi yang sulit. Ayahnya bekerja sebagai pembuat tali kekang dan pelana kuda.

Antara usia delapan dan 15 tahun, Kant bersekolah di Collegium Fridericianum yang tidak disukainya. Meski tidak menyukai sekolahnya, kemampuan intelektualnya sangat menonjol. Inilah yang membuatnya dapat menempuh pendidikan tinggi dengan bantuan dari seorang pendeta. Dia melanjutkan pendidikannya di University of Königsberg untuk mempelajari teologi.

Setelah lulus pada 1746, Kant bekerja sebagai guru privat. Kegiatannya mencari uang ini juga didorong karena ayahnya wafat. Oleh karena itu ia mencari nafkah untuk keluarganya.

Harvey Chisick dalam Historical Dictionary of the Enlightenment (Volume 16) bertestimoni tentang Kant sebagai guru yang pandai bicara dan populer. "Ia menjalani kehidupan pribadi yang sangat disiplin, mencurahkan waktu berjam-jam untuk belajar, namun ia juga menghargai kebersamaan, dan berprestasi secara sosial," lanjutnya.

Immanuel Kant Memasuki Filsafat

Dari semua yang diajarkan ke murid-muridnya, Kant selalu tertarik membahas filsafat. Dari pekerjaan ini, ia melanjutkan pelajarannya pada bidang filsafat di University of Königsberg, kampus pertama dia juga berkuliah. 

Kant baru melanjutkan kuliahnya pada 1754, setelah merasa aman untuk mengejar karier akademis. Tahun berikutnya dia mengajar di Albertina. Dia juga mengajar filsafat di sana hingga kelak pensiun di usia 72 tahun pada 1796.