Kala Keluarga Italia Habiskan Satu Dekade Demi Tiru Porselen Dinasti Ming Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Kamis, 2 Mei 2024 | 14:00 WIB
Porselen dari Kekaisaran Tiongkok, termasuk dari Dinasti Ming, dianggap sebagai harta karun yang berharga sejak lama. Di Eropa, ada upaya untuk membuat tiruannya, yang dimulai oleh Keluarga Medici. (The Met Museum)

Nationalgeographic.co.id—Porselen dari Kekaisaran Tiongkok, termasuk dari Dinasti Ming, dianggap sebagai harta karun yang berharga sejak lama. Di akhir abad ke-13, porselen Tiongkok mulai muncul di istana Eropa seiring dengan meluasnya jalur perdagangan. Pada paruh kedua abad ke-15, porselen Tiongkok berlimpah di pelabuhan Turki, Mesir, dan Spanyol. Portugis mulai mengimpornya secara sistematis pada abad ke-16 setelah mendirikan pos di Macau.

Karena nilai porselen Tiongkok, banyak yang ingin membuat tiruannya. Upaya replikasi sulit dilakukan. Mereka tidak bisa menghasilkan ramuan bahan untuk membuat porselen Tiongkok. “Selain itu, waktu pembakaran juga tidak menghasilkan porselen seperti yang diharapkan,” tulis Lisa de Luca di laman The Collector.

Akhirnya, pada kuartal terakhir abad ke-16, pabrik Medici di Florence memproduksi porselen Eropa pertama. Produksi itu dikenal dengan sebutan porselen ‘pasta lunak’ Medici. Meskipun meniru porselen Tiongkok, porselen pasta lunak tersebut adalah sebuah penemuan baru.

Ketika Dunia Tergila-gila dengan Porselen dari Kekaisaran Tiongkok

Porselen diproduksi di Kekaisaran Tiongkok sejak abad ke-7. Karya seni ini diproduksi dengan bahan dan ukuran yang sangat spesifik, sehingga menghasilkan apa yang sekarang kita sebut porselen 'pasta keras'. Penjelajah Italia Marco Polo berjasa membawa porselen Tiongkok ke Eropa pada akhir abad ke-13.

Bagi masyarakat Eropa, porselen pasta keras adalah sebuah karya seni bernilai tinggi. Keramik putih bersih yang memiliki permukaan halus dan tidak bercacat.

Beberapa orang percaya bahwa porselen Tiongkok memiliki kekuatan mistis. Komoditas luar biasa ini banyak diperoleh oleh para bangsawan dan kolektor kaya. Dinasti Ming memproduksi porselen biru-putih khas yang disukai kolektor. Komponen utama porselen Tiongkok adalah kaolin dan petuntse (yang menghasilkan warna putih murni). Kedua bahan itu dicat di bawah lapisan transparan dengan oksida kobalt yang memberikan warna biru yang kaya setelah dibakar pada suhu 1290 C.

Pada abad ke-16, desain porselen Tiongkok mencakup pemandangan multi-warna menggunakan warna pelengkap. Selain warna biru, ada juga merah, kuning, dan hijau. Desain menggambarkan bunga, anggur, ombak, teratai, tanaman merambat, alang-alang, buah, pohon, hewan, pemandangan alam, dan makhluk mitos.

Jingdezhen, khususnya, bertahan lebih lama dari Dinasti Ming sebagai produsen keramik dunia. Pada abad ke-18, kota ini memiliki 100.000 pekerja. Kesempurnaan teknik pembuatan porselen di Jingdezhen menjadi begitu terspesialisasi. Satu porselen harus melalui tangan 70 pekerja sebelum dianggap selesai (Public Domain)

Desain Ming yang paling terkenal adalah skema biru-putih. Warna biru putih itu mendominasi karya keramik Tiongkok dari awal abad ke-14 hingga akhir tahun 1700-an. Kekaisaran Tiongkok memproduksi vas, mangkuk, kendi, toples, cangkir, piring, dan berbagai benda seni. “Misalnya tempat kuas, batu tinta, kotak berpenutup, dan pembakar dupa,” tambah Luca.

Pada masa ini, Italia berada dalam era Renaisans. Era ini menghasilkan ahli, teknik, dan citra yang hebat. Lukisan, patung, dan seni dekoratif ditaklukkan oleh seniman Italia. Para perajin dan seniman ulung dari Italia terbuka terhadap pengaruh desain Timur Jauh. Desain tersebut telah menyebar ke seluruh benua selama lebih dari satu abad. Mereka terinspirasi oleh praktik dan produk artistik Timur, yang terakhir dapat dilihat di banyak lukisan Renaisans.

Baca Juga: Armada Harta Karun Zheng He, Simbol Kedigdayaan Maritim Dinasti Ming