Dinasti Tang, Titik Puncak Peradaban dalam Sejarah Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Jumat, 3 Mei 2024 | 17:00 WIB
Era pemerintahan Dinasti Tang di Kekaisaran Tiongkok merupakan zaman keemasan yang berlangsung antara tahun 618 hingga 907. (Zhou Fang)

Nationalgeographic.co.id—Era pemerintahan Dinasti Tang di Kekaisaran Tiongkok merupakan zaman keemasan yang berlangsung antara tahun 618 hingga 907. Dinasti ini dianggap sebagai titik puncak peradaban Tiongkok.

“Sebelum Dinasti Tang memimpin Kekaisaran Tiongkok, Dinasti Sui berkuasa,” tulis N.S. Gill di laman Thoughtco. Di masa itu rakyat menderita. Mereka harus menghadapi peperangan dan kerja paksa untuk proyek konstruksi besar-besaran milik pemerintah. Selain itu, rakyat dibebankan dengan pajak yang tinggi. Mereka akhirnya memberontak dan Dinasti Sui jatuh pada tahun 618.

Pemerintahan Dinasti Tang Awal di Kekaisaran Tiongkok

Di tengah kekacauan akhir Dinasti Sui, seorang jenderal kuat bernama Li Yuan mengalahkan saingannya. Sang jenderal merebut ibu kota, Chang'an (sekarang Xi'an). Setelah berhasil menduduki ibu kota, ia membentuk dinasti baru dan menamakannya sebagai Dinasti Tang. Mengangkat dirinya menjadi kaisar pertama dari Dinasti Tang, Li Yuan menciptakan birokrasi yang efisien, namun pemerintahannya singkat. Pada tahun 626, putranya Li Shimin memaksanya untuk mundur.

Tang Taizong adalah Kaisar kedua Dinasti Tang (618-907). Dia dianggap sebagai kaisar Tiongkok yang paling bijaksana dan menaruh perhatian penuh terhadap rakyatnya. (Wikipedia)

Li Shimin menjadi Kaisar Taizong dan memerintah selama bertahun-tahun. Dia memperluas kekuasaan Tiongkok ke arah barat. Di masa pemerintahan Kaisar Taizong, wilayah yang diklaim oleh Dinasti Tang mencapai hingga Laut Kaspia.

Dinasti Tang makmur pada masa pemerintahan Kaisar Taizong. Terletak di sepanjang jalur perdagangan Jalur Sutra yang terkenal, Chang'an menyambut para pedagang. Mereka berdatangan dari Korea, Jepang, Suriah, Arab, Iran, dan Tibet. Kaisar Taizong juga menerapkan kode hukum yang menjadi model bagi dinasti-dinasti selanjutnya dan bahkan bagi negara lain, termasuk Jepang dan Korea.

Kekaisaran Tiongkok dan Dinasti Tang setelah kematian Kaisar Taizong

Periode ini dianggap sebagai puncak Dinasti Tang dalam sejarah Kekaisaran Tiongkok. Perdamaian dan pertumbuhan terus berlanjut setelah kematian Kaisar Taizong pada tahun 649. Kekaisaran Tiongkok menjadi makmur di bawah pemerintahan yang stabil. Di masa itu, terjadi peningkatan kekayaan, pertumbuhan kota, dan penciptaan karya seni dan sastra yang bertahan lama. Chang’an diyakini menjadi kota terbesar di dunia saat itu.

Era Tang Tengah, perang berkecamuk dan dinasti makin lemah

Pada tahun 751 dan 754, tentara domain Nanzhao di Kekaisaran Tiongkok memenangkan pertempuran besar melawan tentara Dinasti Tang. Mereka pun menguasai rute selatan Jalur Sutra, menuju Asia Tenggara dan Tibet.

Baca Juga: Kaisar Zhuangzong, Pendiri Dinasti Tang Akhir Berakhir Dibakar Mati

Kemudian, pada tahun 755, An Lushan, jenderal pasukan Tang yang besar, memimpin pemberontakan yang berlangsung selama 8 tahun. Pemberontakannya itu secara serius melemahkan kekuatan Dinasti Tang di Kekaisaran Tiongkok.

Juga pada pertengahan tahun 750-an, bangsa Arab menyerang dari barat, mengalahkan tentara Tang. Tentara Arab menguasai wilayah Tang bagian barat serta rute Jalur Sutra bagian barat. Kemudian kekaisaran Tibet menyerang, merebut sebagian besar wilayah utara Tiongkok. Tibet juga merebut Chang’an pada tahun 763.

Meskipun Chang’an berhasil direbut kembali, peperangan dan hilangnya wilayah membuat Dinasti Tang melemah dan kurang mampu menjaga ketertiban di Kekaisaran Tiongkok.

Akhir Dinasti Tang yang jaya

“Kekuasaan Dinasti Tang makin melemah setelah perang pada pertengahan tahun 700-an,” ungkap Gill. Selain itu, Dinasti Tang tidak mampu mencegah bangkitnya pemimpin militer dan penguasa lokal yang tidak lagi menyatakan kesetiaannya kepada pemerintah pusat.

Salah satu dampaknya adalah munculnya kelas pedagang yang semakin kuat akibat melemahnya kontrol pemerintah terhadap industri dan perdagangan. Kapal-kapal yang memuat barang dagangan untuk berdagang berlayar sampai ke Afrika dan Arab. Namun hal ini tidak membantu memperkuat pemerintahan Tang.

Selama 100 tahun terakhir Dinasti Tang, kelaparan dan bencana alam yang meluas, termasuk banjir besar dan kekeringan parah. Bencana tersebut menyebabkan kematian jutaan orang dan memengaruhi Kekaisaran Tiongkok.

Akhirnya, setelah pemberontakan selama 10 tahun, penguasa Tang terakhir digulingkan pada tahun 907. Peristiwa itu pun mengakhiri kekuasaan Dinasti Tang di Kekaisaran Tiongkok.

Warisan Dinasti Tang bagi dunia

Dinasti Tang mempunyai pengaruh besar terhadap kebudayaan Asia. Hal ini terutama terjadi di Jepang dan Korea. Keduanya mengadopsi banyak gaya keagamaan, filosofi, arsitektur, fesyen, dan sastra dinasti tersebut.

Di antara banyak kontribusi terhadap sastra Tiongkok pada masa Dinasti Tang, puisi Du Fu dan Li Bai dikenang dan sangat dihormati hingga hari ini. Mereka adalah penyair terhebat dalam sejarah Kekaisaran Tiongkok,

Pencetakan balok kayu ditemukan pada era Dinasti Tang. Penemuan ini membantu menyebarkan pendidikan dan sastra ke seluruh kekaisaran dan era selanjutnya.

Namun, penemuan era Tang lainnya adalah bentuk awal bubuk mesiu. “Bubuk mesiu dianggap sebagai salah satu penemuan paling penting dalam sejarah dunia pra-modern,” Gill menambahkan.

Meski akhirnya disingkirkan, Dinasti Tang membawa Tiongkok ke era keemasannya.