Material yang keluar dari inti komet yang disebut koma tadi, oleh hembusan angin Matahari, akan terdorong ke arah berlawanan dengan Matahari.
Material gas yang terionisasi (bermuatan listrik) oleh paparan sinar ultraviolet Matahari akan terpengaruh kuat oleh hembusan angin Matahari.
Akibatnya, material gas terionisasi ini akan terdorong ke arah yang menjauhi Matahari dan membentuk ekor plasma yang panjang dan lurus.
Sementara itu, debu yang lebih berat dan tidak bermuatan listrik tidak terlalu terpengaruh oleh hembusan angin Matahari.
Debu ini terdorong ke belakang oleh radiasi tekanan sinar Matahari, sehingga membentuk ekor debu yang melengkung dan berarah menjauh dari Matahari.
Mengapa Ekor Komet Selalu Menjauhi Matahari?
Berdasarkan uraian di atas, terlihat jelas bahwa arah hembusan angin Matahari dan radiasi tekanan sinar Matahari berperan penting dalam menentukan arah ekor komet.
Ekor plasma yang terdiri dari gas terionisasi terdorong langsung oleh hembusan angin Matahari, sehingga arahnya selalu menjauhi Matahari, tak peduli ke arah mana komet sedang bergerak dalam orbitnya.
Sementara itu, ekor debu yang lebih terpengaruh oleh radiasi tekanan sinar Matahari juga terdorong ke arah berlawanan dengan Matahari, sehingga arahnya pun selalu menjauhi Matahari.
Fenomena ekor komet yang selalu menjauhi Matahari merupakan hasil dari interaksi antara material penyusun komet dengan angin Matahari dan radiasi tekanan sinar Matahari.
Ekor plasma dan ekor debu yang terbentuk terdorong ke arah berlawanan dengan Matahari, sehingga terlihat seolah-olah selalu menjauhi Matahari.
Pemahaman tentang fenomena ini membantu para ilmuwan untuk mempelajari lebih dalam tentang komposisi komet dan proses-proses yang terjadi di dalamnya.
Dengan memahami mengapa arah ekor komet selalu menjauhi Matahari, kita dapat lebih mengapresiasi keindahan dan keunikan fenomena alam ini.
Fenomena ini menjadi pengingat akan keagungan alam semesta dan masih banyak misteri yang menunggu untuk diungkap.