Tujuh Ekspedisi Dinasti Ming Tiongkok, Ada yang ke Jawa dan Sumatra

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 11 Mei 2024 | 10:30 WIB
Tujuh ekspedisi besar dilancarkan oleh Dinasti Ming Tiongkok dengan dipimpin oleh laksamana muslim Cheng Ho yang kini punya tempat khusus di hati masyarakat Tionghoa Asia Tenggara. (National Maritime Museum. Greenwich)

Ketika terjadi pertempuran antara pasukannya dan pasukan kerajaan kecil, Cheng Ho menghentikan pertempuran, menangkap raja dan membawanya kembali ke Tiongkok di mana ia dibebaskan oleh kaisar dan pulang ke rumah dengan penuh kesan.

Pelayaran keempat (1413-15) memperluas cakupan ekspedisi lebih jauh lagi. Kali ini selain mengunjungi banyak tempat yang sama, Cheng Ho memerintahkan 63 kapalnya dan lebih dari 28.000 prajuritnya menuju Hormuz di Teluk Persia.

Penulis sejarah utama pelayaran tersebut, penerjemah Muslim berusia dua puluh lima tahun, Ma Huan, bergabung dengan Cheng Ho dalam perjalanan ini. Dalam perjalanan, Cheng Ho berhenti di Sumatra untuk berperang di pihak sultan yang digulingkan, membawa perampas kekuasaan kembali ke Nanjing untuk dieksekusi.

Perbandingan betapa besarnya kapal layar yang digunakan oleh ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Dinasti Ming Tiongkok dengan kapal layar yang digunakan oleh ekspedisi Columbus delapan abad kemudian. (Lars Plougmann/Flickr)

Pelayaran kelima (1417-1419) pada dasarnya merupakan perjalanan pulang pergi tujuh belas kepala negara dari Asia Selatan. Mereka pergi ke Tiongkok setelah kunjungan Cheng Ho ke tanah air mereka untuk menyampaikan penghormatan mereka di Istana Dinasti Ming.

Dalam perjalanan ini Cheng Ho berkelana lebih jauh lagi, pertama ke Aden di muara Laut Merah, dan kemudian ke pantai timur Afrika, singgah di negara kota Mogadishu dan Brawa (sekarang Somalia), dan Malindi (sekarang Kenya).

Cheng Ho sering kali dimusuhi, tetapi masalah ini dengan mudah ditundukkan. Banyak duta besar dari negara-negara yang dikunjungi kembali ke Tiongkok bersamanya.

Ekspedisi keenam (1421-1422) yang terdiri atas 41 kapal berlayar ke banyak kapal yang pernah dikunjungi di Asia Tenggara dan India dan berhenti di Teluk Persia, Laut Merah, dan pantai Afrika, terutama untuk memulangkan sembilan belas duta besar ke tanah air mereka.

Baca Juga: Di Balik Harem Dinasti Ming Tiongkok: Neraka Bagi Para Selir

Cheng Ho kembali ke Tiongkok setelah kurang dari setahun, setelah mengirimkan armadanya untuk melanjutkan beberapa rencana perjalanan terpisah, dengan beberapa kapal mungkin berlayar ke selatan hingga Sofala di Mozambik saat ini.

Pelayaran ketujuh dan terakhir (1431-1433) diutus oleh penerus Kaisar Yongle, cucunya Kaisar Xuande. Ekspedisi ini memiliki lebih dari seratus kapal besar dan lebih dari 27.000 orang, dan mengunjungi semua pelabuhan penting di Laut Cina Selatan dan Samudra Hindia serta Aden dan Hormuz.

Satu pelayaran tambahan menempuh perjalanan menyusuri Laut Merah ke Jeddah, hanya beberapa ratus kilometer dari kota suci Makkah dan Madinah. Dalam perjalanan pulangnya pada tahun 1433, Cheng Ho meninggal dan dimakamkan di laut, meskipun makam resminya masih berdiri di Nanjing, Tiongkok.

Hampir dilupakan di Tiongkok sampai saat ini, Cheng Ho justru diabadikan di kalangan komunitas Tionghoa di luar negeri, khususnya di Asia Tenggara di mana hingga hari ini ia dirayakan dan dihormati.