Nationalgeographic.co.id—Di antara jajaran dewa-dewi Yunani, Hestia, dewi perapian dan rumah tangga, sering kali terlupakan.
Kisahnya yang penuh intrik dan pengorbanan, bagaimanapun, patut untuk diceritakan kembali.
Artikel ini akan menjelajahi kisah luar biasa Hestia, seorang dewi yang menelan pahitnya ditelan ayahnya saat lahir dan memilih untuk hidup perawan demi kesejahteraan negaranya.
Kita akan menjelajahi simbolismenya, perannya dalam mitologi Yunani, dan bagaimana kisahnya terus menginspirasi orang-orang hingga saat ini.
Dimakan Ayah Sendiri
Hestia adalah putri tertua dari penguasa Titan, Kronos, dan istrinya, Rhea. Kronos takut salah satu ahli warisnya akan menggulingkannya, jadi untuk melindungi pemerintahannya, ia memakan anak-anaknya.
Hanya satu yang berhasil lolos, yaitu Zeus, calon raja para dewa. Ketika Zeus menggulingkan ayahnya, ia memaksa Kronos untuk memuntahkan semua anak yang telah di telannya.
Hestia adalah saudara terakhir yang dimuntahkan. Inilah, seperti dilansir dari The Collector, yang membuat Hestia terkadang disebut sebagai anak tertua dan termuda Kronos.
Karena puas menjaga perapian di Olympus, Hestia menyerahkan tahtanya kepada Dionysus. Ini berarti secara teknis ia tidak termasuk dalam jajaran 12 Dewa Olympian, sama seperti saudaranya Hades, penguasa dunia bawah.
Hestia adalah salah satu dari tiga dewi Yunani yang menjadi perawan, tidak pernah menikah atau memiliki anak. Baik Poseidon dan Apollo melamar sang dewi, tetapi keduanya ditolak.
Patung dewi Yunani ini sering kali digambarkan dengan terselubung dan berpakaian sederhana, duduk di kursi kayu sederhana sambil menjaga perapian. Penggambaran ini memperkuat citranya sebagai dewi perawan domestik.
Baca Juga: Inilah Makanan Para Dewa Yunani Kuno, Seperti Apa Bentuknya?