Proses Terjadinya Banjir Lahar Dingin, Bisa Sampai 6 Bulan Usai Erupsi

By Ade S, Selasa, 14 Mei 2024 | 14:03 WIB
Rumah warga hancur akibat banjir lahar dingin, Minggu (12/5/2024) di Agam, Sumatera Barat. Berikut ini penjelasan tentang proses terbentuknya banjir lahar dingin yang, bersama dengan longsor, telah menewaskan 50 orang di Sumbar. (BPBD Agam)

Nationalgeographic.co.id—Banjir lahar dingin yang disertai tanah longsor melanda beberapa wilayah di Sumatera Barat (Sumbar) pada Sabtu (11/5/2024) dan menelan korban jiwa sebanyak 50 orang.

Bencana ini tak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menyebabkan kerusakan parah dan ribuan orang mengungsi.

Memahami proses terbentuknya banjir lahar dingin menjadi kunci untuk meminimalisir risiko terpapar bencana ini.

Artikel ini akan mengupas tuntas proses terbentuknya banjir lahar dingin seperti yang terjadi di Sumbar, mulai dari faktor pemicunya hingga dampak yang ditimbulkannya.

Mari kita selami lebih dalam artikel ini untuk memahami bagaimana banjir lahar dingin terbentuk dan bagaimana kita dapat melindungi diri dari bencana ini.

Banjir Lahar Dingin di Sumbar 

Hujan deras yang mengguyur Sumbar menjadi pemicu utama terjadinya bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor.

Material lahar dari letusan Gunung Marapi yang mengendap di lereng gunung turut memperparah keadaan.

Material tersebut terbawa air hujan ke arah hilir dan menerjang tiga kabupaten di sekitarnya.

Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat dan longsor di Sumbar pada hari yang sama, namun tak mampu mencegah terjadinya bencana.

Banjir bandang dan tanah longsor tak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menyebabkan kerusakan parah. Ratusan rumah hancur dan jalur Padang-Bukittinggi terputus akibat bencana ini.

Baca Juga: Rumah Bambu Anti Banjir Lahar Dingin