Proses Terjadinya Banjir Lahar Dingin, Bisa Sampai 6 Bulan Usai Erupsi

By Ade S, Selasa, 14 Mei 2024 | 14:03 WIB
Rumah warga hancur akibat banjir lahar dingin, Minggu (12/5/2024) di Agam, Sumatera Barat. Berikut ini penjelasan tentang proses terbentuknya banjir lahar dingin yang, bersama dengan longsor, telah menewaskan 50 orang di Sumbar. (BPBD Agam)

Melansir Kompas.com, korban jiwa akibat bencana ini tersebar di beberapa daerah, yaitu Kota Padang Panjang (2 orang), Kabupaten Agam (20 orang), Kabupaten Tanah Datar (19 orang), Kota Padang (1 orang), dan Kabupaten Padang Pariaman (8 orang).

Selain korban jiwa, 27 orang dilaporkan hilang, 37 orang luka-luka, dan 3.396 orang terpaksa mengungsi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus berupaya mencari korban yang masih hilang dan membantu para pengungsi. Upaya pencarian terus dilakukan dengan menggunakan alat berat, mengingat waktu pencarian yang krusial.

Banjir Lahar Dingin: Proses dan Antisipasinya

Dr. Mirzam Abdurrachman, S.T., M.T., ahli vulkanologi ITB, menjelaskan bahwa banjir lahar dingin merupakan hasil pemindahan material vulkanik yang belum mengalami konsolidasi.

Material ini, seperti dilansir dari itb.ac.id, dapat bercampur dengan air dan menghasilkan debris flow, yaitu aliran massa.

Banjir lahar dingin berbeda dengan lahar panas yang dihasilkan dari erupsi. Lahar dingin dapat terjadi kapan saja, bahkan setelah erupsi selesai 6 bulan lamanya.

Hal ini terjadi karena material vulkanik yang belum terkonsolidasi masih dapat terbawa air hujan.

Kondisi ini bisa membuat masyarakat "terlena" karena merasa telah aman dari lahar panas, padahal sudah ada lahar dingin yang mengintai.

“Berbeda dengan lahar panas, terdapat beberapa jenis air yang dapat bercampur dengan material yang belum terkonsolidasi. Akibatnya, butiran material ini saling mendorong ketika bercampur sehingga terjadi lahar,” tutur Mirzam.

Banjir lahar dingin dapat bergerak jauh karena mengikuti aliran sungai. Oleh karena itu, penting untuk menghindari tinggal di daerah dekat sungai, terutama sungai yang berkelok.

Baca Juga: Terancam Lahar Dingin, Candi Lumbung Akhirnya Dipindahkan