Nationalgeographic.co.id - Kelompok etnolinguistik Austronesia dikenal sebagai pelaut ulung. Sejak keluar dari Taiwan sekitar 5000-3000 SM, mereka mengandalkan teknologi maritim yang canggih berupa kapal. Kapal mereka lengkap dengan haluan dan layar, sehingga memungkinkan migrasinya mencapai titik terjauh.
Polinesia, salah satu bagian dari kelompok Austronesia, dapat mencapai Rapa Nui (Pulau Paskah), pulau paling timur Samudra Pasifik pada 1250-an. Dengan demikian, hampir semua pulau terisolasi di Samudra Pasifik memiliki jejak kependudukan manusia.
Menariknya, jika dibandingkan dengan pulau-pulau yang dihuni kelompok Austronesia lainnya, Polinesia menduduki kepulauan yang sangat jauh seperti Hawaii, Selandia Baru, Pulau Paskah, Polinesia Prancis, Samoa, Tonga, Tuvalu, dan Kepulauan Cook. Saking jauhnya, bahkan letak Rapa Nui sendiri, lebih dekat dengan pesisir barat Amerika Selatan.
Pada abad ke-13 sendiri, peradaban di Amerika Selatan terdiri dari kerajaan-kerajaan seperti Cuzco, Chimu, Wari, dan—yang nantinya sangat tersohor—Kekaisaran Inka. Di sisi lain, seperti yang disebutkan sebelumnya, orang Polinesia menjelajahi laut dengan sistem maritim yang canggih. Mungkinkah keduanya pernah bertemu?
Sayangnya, orang Polinesia tidak mengenal budaya tulis, apalagi catatan terkait pelayaran ke Amerika Selatan. Hanya ada berbagai bukti yang ditemukan oleh para ilmuwan.
Petunjuk Pertama: Ubi Jalar Amerika Selatan
Petunjuk pertama terkait hubungan bangsa Polinesia dan penduduk asli Amerika Selatan adalah tumbuh-tumbuhan pertanian. Ubi jalar, misalnya, diketahui merupakan tanaman yang dibudidayakan di Pegunungan Andes. Namun, tanaman ini ternyata ditanam dan dimakan di seluruh kepulauan Polinesia selama ratusan tahun sebelum penjelajahan bangsa Eropa.
Hal itu disingkap dalam penelitian tim Scientific Research National Center (CNRS) di Prancis. Tim menelisik pola genetika ubi jalar yang ada di kepulauan Pasifik dan Amerika. Dalam makalah bertajuk "Historical collections reveal patterns of diffusion of sweet potato in Oceania obscured by modern plant movements and recombination" (2012), ternyata punya kesamaan mencolok.
Kesamaan ini menandakan bukti keterampilan dan keberanian yang digunakan orang Polinesia untuk mencari akses makanan di Samudra Pasifik. Hasil temuan ini tidak serta merta diterima. Banyak kalangan ilmuwan yang berpendapat, penyebaran ubi jalar di Pasifik mungkin disebabkan faktor alami.
Petunjuk Kedua: Genetika Orang Polinesia dan Penduduk Asli Amerika Selatan
Pada 2014, penelitian genetika yang berkaitan dengan orang Polinesia dan penduduk asli Amerika Selatan diadakan. Hasilnya dipublikasikan sebagai makalah bertajuk "Genome-wide Ancestry Patterns in Rapanui Suggest Pre-European Admixture with Native Americans" di jurnal Current Biology.
Baca Juga: Teka-Teki Jalur Migrasi Polinesia Terpecahkan Melalui Analisis DNA