Nationalgeographic.co.id—Awal abad ke-20, Henri Carel Zentgraaf tertegun kalau perempuan Aceh memiliki karakteristik yang tangguh. Lewat bukunya yang berjudul Atjeh, dia terkesima ketika pihak militer Hindia Belanda menginvasi Aceh, kalangan perempuan begitu membara melakukan perlawanan.
Ia menulis, bahwa hampir semua perempuan Aceh mati-matian membela diri dari jeratan kuasa Hindia Belanda ketika suaminya dibunuh di depan mata. Tak hanya warga sipil, ketangguhan itu juga dimiliki kelas bangsawan Aceh.
Kita bisa melihat bagaimana ketangguhan Cut Nyak Dhien berjuang dan memimpin masyarakatnya ketika suaminya, Teuku Umar, tewas di tangan Belanda.
Baca Juga: Pocut Meurah Intan, Perempuan Tangguh Aceh yang Diasingkan ke Blora
Source | : | Berbagai Sumber |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR