'Cinta Beracun' Lady Zheng, Empaskan Dinasti Ming ke Jurang Kehancuran

By Ade S, Rabu, 22 Mei 2024 | 20:03 WIB
Potret Kaisar Wanli dan Permaisuri Xiaoduanxian. Artikel ini mengulas kisah cinta beracun Lady Zheng (foto atau lukisan tidak ditemukan) dengan Kaisar Ming yang diyakini para sejarawan telah menjerumuskan Dinasti Ming ke dalam kehancuran. (Unknown author)

Zheng Guifei melahirkan enam orang anak dari Kaisar Shenzong, yang lebih banyak daripada yang dimiliki istrinya yang lain. Anak pertama Zheng Guifei adalah putri kedua Kaisar Shengzong bernama Puteri Yunhe.

Pada 19 Januari 1585 M, ia melahirkan putra kedua Kaisar Shengzong bernama Zhu Changxu. Namun, anak itu meninggal tak lama kemudian. Lalu, pada 22 Februari 1586 M, Zheng Guifei melahirkan putra ketiga Kaisar Shengzong bernama Zhu Changxun.

Kaisar Shengzong sangat gembira atas kelahiran putra ketiganya sehingga dia menjadikan Zheng Guifei sebagai Selir Yang Dimuliakan Kekaisaran, yang merupakan pangkat di bawah Permaisuri. Ini berarti bahwa setelah Permaisuri Wang Xijie, Zheng Guifei adalah wanita paling berkuasa di negara itu.

Perebutan Gelar "Putra Mahkota"

Keputusan tersebut, menurut Keith McMahon dalam Celestial Women: Imperial Wives and Concubines in China from Song to Qing (2016) membuat banyak pejabat istana mengkritik Kaisar Shengzong karena lebih menyukai Zheng Guifei.

Sang Kaisar mendiskusikan kritik ini dengan sekretaris utamanya dengan mengatakan, "Mereka mengatakan saya penuh nafsu dan saya terlalu mengumbar Selir Yang Dimuliakan Zheng. Hanya saja dia merawat saya dengan baik. Ke mana pun saya pergi di istana, dia pasti menemani saya. Dia selalu memperhatikan kebutuhan saya dengan hati-hati, baik siang maupun malam."

Pernyataan Kaisar Shengzong ini menegaskan bahwa belum tentu kecantikan Zheng Guifei yang membuatnya tertarik. Kesetiaan dan perhatiannya padanya lah yang paling disukai Kaisar Shenzong tentang dirinya.

Oleh karena itu, Kaisar Shenzong sangat tulus mencintai Zheng Guifei. Cinta yang mendalam inilah yang akan menimbulkan masalah bagi kekaisaran dalam masalah suksesi.

Selama hampir dua dekade, Kaisar Shengzong menolak untuk menunjuk Putra Mahkota. Ini karena dia mencoba mencari cara untuk menjadikan putra Zheng Guifei, Zhu Changxun, sebagai pewaris.

Namun, Zhu Changxun bukanlah putra tertuanya. Putra tertua adalah Zhu Changluo, yang dia miliki dengan Selir Wang. Tradisi mengharuskan putra tertuanya untuk diangkat sebagai Putra Mahkota.

Kaisar Shenzong pun mencoba melawan tradisi dengan menyatakan bahwa Zheng Guifei adalah ibu yang layak untuk Putra Mahkota. Sebuah pernyatan yang membuat sang kaisar menghadapi banyak pertentangan dari para menterinya sampai dia akhirnya menyerah dan menjadikan Zhu Changluo sebagai Putra Mahkota pada tahun 1601 M.

Baca Juga: Kaisar Xuande: Bawa Dinasti Ming Ke Era Keemasan Usai 'Tumbalkan' 600 Orang Termasuk Pamannya