Dunia Hewan: Bagaimana Kecoak Berkembang dan Menyebar dengan Cepat?

By Sysilia Tanhati, Kamis, 23 Mei 2024 | 18:00 WIB
Terlepas dari namanya, kecoak jerman kini menghuni setiap benua kecuali Antarktika. Ilmuwan menganggap spesies kecoak, Blattella germanica, sebagai spesies kecoak yang paling banyak jumlahnya di antara 4.600 spesies kecoak di Bumi. (Charlie Brewer/CC BY-SA 2.0)

Tapi bukan hanya keberuntungan belaka yang membuat kecoak berhasil menyebar ke seluruh dunia.

Sebaliknya, hal tersebut merupakan kemampuan spesies yang tak tertandingi dalam beradaptasi dan berevolusi. Para ilmuwan masih berusaha memahami kemampuan itu. Tujuannya adalah suatu hari nanti kita dapat belajar cara menghentikan pergerakan kecoak jerman di planet ini.

Evolusi kecoa jerman

Seberapa banyak kecoak Jerman telah berubah selama dua milenium terakhir? Yang perlu Anda lakukan hanyalah menempatkan mereka berdampingan dengan kerabat terdekatnya yang masih hidup, kecoak asia.

Meskipun kedua spesies ini masih hampir identik, perilakunya sangat berbeda.

“Kecoak asia terbang menuju sumber cahaya, sementara kecoak jerman terbang menjauh,” kata Chow-Yang Lee, ahli entomologi perkotaan di University of California.

Jika Anda melemparkan kedua spesies tersebut ke udara, kecoak asia akan menggunakan sayapnya. Sementara kecoak Jerman akan terbang ke tanah, tambah Lee.

“Kami sudah lama menduga bahwa kecoak asia sebenarnya adalah nenek moyang kecoak jerman, namun makalah ini berhasil membuktikannya,” ujar Lee. “Ini sangat menarik.”

Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa genetika kecoak jerman mencerminkan hubungan antarmanusia.

Misalnya, kecoak jerman di Singapura dan Australia sebenarnya lebih dekat kekerabatannya dengan kerabatnya di Amerika Serikat. Hal ini dibandingkan dengan populasi kecoak jerman lainnya di wilayah Indonesia yang berdekatan. Salah satu alasannya yang mungkin adalah Amerika Serikat secara historis memiliki lebih banyak perdagangan dengan Singapura dan Australia.

“Ini adalah contoh menarik dari hubungan antara aktivitas manusia, perdagangan, perang, kolonisasi, dan penyebaran hama domisili yang beradaptasi dengan baik,” kata rekan penulis studi, Coby Schal. Shal adalah ahli entomologi perkotaan dan pakar kecoak di North Carolina State University.

Baca Juga: Dunia Hewan: Seberapa Sering Burung Kawin dan Kapan Musim Kawinnya?