Bagaimana Terjadinya Tsunami? Ini 5 Langkah yang Membentuknya

By Ade S, Jumat, 24 Mei 2024 | 08:03 WIB
Pahami bagaimana gempa bumi, gunung berapi, atau longsor memicu gelombang raksasa tsunami dalam artikel ini. (freepik.com/author/vecstock)

Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda membayangkan bagaimana gelombang raksasa setinggi bangunan menghantam daratan?

sunami, fenomena alam yang dahsyat ini, mampu meluluh lantahkan segala yang dilaluinya.

Artikel ini akan menjelaskan bagaimana terjadinya tsunami, mulai dari pemicunya hingga dampaknya yang mematikan.

Gempa bumi, letusan gunung berapi, dan longsor di bawah laut merupakan penyebab utama tsunami.

Pergerakan tiba-tiba di dasar laut ini memicu perpindahan air dalam jumlah besar, yang kemudian berubah menjadi gelombang raksasa saat mencapai perairan dangkal.

Tsunami dapat mencapai kecepatan lebih dari 800 kilometer per jam dan memiliki panjang gelombang ratusan kilometer.

Dampak tsunami bisa sangat destruktif. Gelombang raksasa ini dapat menyapu bersih segala yang dilaluinya, termasuk rumah, infrastruktur, dan bahkan nyawa manusia. Tsunami juga dapat menyebabkan banjir dan kerusakan lingkungan yang luas.

Untuk memahami lebih lanjut tentang bagaimana tsunami terbentuk, mari selami artikel ini lebih dalam.

Tsunami: Gelombang Raksasa yang Menghancurkan

Tsunami adalah serangkaian gelombang yang sangat panjang yang disebabkan oleh perpindahan laut dalam jumlah besar dan tiba-tiba, biasanya akibat gempa bumi di bawah atau dekat dasar laut.

Tenaga ini, seperti dilansir dari situs National Oceanic and Atmospheric Administration, menciptakan gelombang yang memancar ke segala arah menjauh dari sumbernya, terkadang melintasi seluruh cekungan samudra.

Baca Juga: Kisah Tsunami yang Menghancurkan Kehidupan dalam Sejarah Dunia Kuno

Tidak seperti gelombang yang didorong angin, yang hanya bergerak melalui lapisan paling atas laut, tsunami bergerak melalui seluruh kolom air, dari dasar laut ke permukaan laut.

Penyebab Tsunami

Sebagian besar tsunami disebabkan oleh gempa bumi pada batas lempengan tektonik konvergen.

Menurut Global Historical Tsunami Database, sejak tahun 1900, lebih dari 80% tsunami yang mungkin terjadi disebabkan oleh gempa bumi.

Namun, tsunami juga dapat disebabkan oleh longsor, aktivitas vulkanik, jenis cuaca tertentu, dan kemungkinan objek dekat bumi (misalnya, asteroid, komet) yang bertabrakan atau meledak di atas lautan.

Pergerakan Tsunami

Setelah terbentuk, kecepatan tsunami tergantung pada kedalaman laut. Di laut dalam, tsunami dapat bergerak secepat pesawat jet, lebih dari 800 kilometer per jam, dan panjang gelombangnya, jarak dari puncak ke puncak, bisa mencapai ratusan kilometer.

Pelaut di laut biasanya tidak akan menyadari adanya tsunami saat melintas di bawah mereka; di perairan dalam, puncak gelombang jarang mencapai lebih dari satu meter di atas gelombang laut.

Sistem NOAA Deep-ocean Assessment and Reporting of Tsunami (DART), yang terletak di laut dalam, mampu mendeteksi perubahan kecil pada ketinggian permukaan laut dan mengirimkan informasi ini ke pusat peringatan tsunami.

Proses Pembentukan Tsunami

Berikut adalah lima tahap terbentuknya salah satu kekuatan paling merusak di Bumi, seperti dilansir dari Science Focus.

Baca Juga: Misteri Hilangnya Jejak Peradaban Minoa, Benarkah Akibat Tsunami?

Lima tahap terbentuknya tsunami. (sciencefocus.com)

1) Aktivasi

Tsunami dimulai jauh di lepas pantai, dengan gempa bumi, erupsi gunung berapi, atau longsor. Pergerakan tiba-tiba di dasar laut memindahkan air di atasnya.

Meskipun gerakan vertikal awalnya mungkin kurang dari satu meter, ia mencakup area yang luas dan total volume air yang dipindahkan sangat besar.

2) Pembentukan Awal

Di perairan dalam, gelombang menyebar dengan cepat. Gelombang ini mungkin hanya setinggi 30 cm pada titik ini dan sulit dikenali, tetapi ia bergerak dengan kecepatan lebih dari 800 kilometer per jam.

Tidak seperti gelombang normal yang didorong angin, yang berjarak sekitar 100 meter, jarak antara puncak gelombang tsunami yang berurutan bisa mencapai 200 kilometer.

3) Perubahan Bentuk

Setiap gelombang memiliki puncak dan palung, dan terkadang palung tsunami mencapai daratan sebelum puncaknya. Hal ini menyebabkan surutnya air laut ratusan meter lebih jauh dari biasanya.

Penarikan air ini berlangsung selama sekitar enam menit sebelum puncak gelombang mencapai pantai, dan bisa mengecoh orang.

4) Pel pendekatan

Saat puncak gelombang mencapai air yang lebih dangkal, gesekan dengan dasar laut menyebabkannya melambat.

Air yang lebih cepat datang dari belakang menumpuk dan mendorong puncak gelombang jauh lebih tinggi. Ketinggian gelombang akan terus meningkat selama enam menit berikutnya.

5) Dampak

Sebagian besar tsunami tidak memiliki puncak gelombang yang pecah, melainkan menyerupai air pasang yang datang dengan cepat.

Air ini dapat mendorong volume air yang luar biasa hingga satu kilometer ke daratan, menyapu orang, pohon, mobil, dan bangunan kecil di jalurnya. Pada saat surut berikutnya, orang dan benda bisa tersapu ke laut.

Dengan memahami bagaimana tsunami terbentuk, kita dapat lebih siap menghadapi bencana alam ini.

Pengetahuan ini dapat membantu kita untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan mitigasi yang tepat untuk melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita.