Sejarah Dunia: Kala Ratu Inggris dan Sultan Ottoman Jalin Hubungan Mesra

By Tri Wahyu Prasetyo, Jumat, 14 Juni 2024 | 14:00 WIB
Elizabeth I dari Inggris, dengan latar belakang potret Armada, 1590. (The Conversation)

Respons dari Sultan Murad III terhadap permohonan ini sangat positif, sebagaimana tercermin dalam dekrit: "[jika] para agen dan pedagangnya akan datang dari wilayah Anletr melalui laut dengan kapal-kapal mereka, janganlah ada yang mengganggu."

Dalam tanggapan yang penuh hormat dan cepat pada 25 Oktober 1579, Elizabeth I menegaskan kembali posisinya sebagai pelindung iman Kristen sambil menunjukkan penghormatan dan kesediaannya untuk berinteraksi lebih lanjut dengan Sultan dan kekaisaran Ottoman.

" ... kami telah menerima surat-surat Yang Mulia yang ditulis kepada kami dari Konstantinopel ... Kami memahami betapa ramah dan murah hati keagungan Anda yang tak terkalahkan telah menerima petisi rendah hati William Harborne."

Hubungan yang dibina melalui surat-menyurat dan negosiasi ini berdampak jangka panjang terhadap kedua kerajaan.

Hal tersebut memungkinkan Inggris untuk mendapatkan akses ke rute perdagangan yang penting di Mediterania dan Timur Tengah, serta mendukung posisi politik mereka dalam menghadapi kekuatan Eropa lainnya, terutama Spanyol Katolik.

Tawanan dan Pesan Diplomatik

Pada masa akhir abad ke-16, Inggris memulai pendekatannya yang lebih intensif terhadap Kekaisaran Ottoman, didorong oleh kebutuhan untuk memperkuat hubungan ekonomi dan politik.

Kegiatan perdagangan, khususnya perdagangan budak, menjadi titik fokus yang tidak hanya merefleksikan realitas ekonomi tetapi juga sarana diplomasi yang kompleks.

Misalnya, ketika Sir Francis Drake membawa pulang seratus orang-orang Ottoman dari galai Spanyol. Dalam konteks yang sama, William Harborne, sebagai duta besar Inggris, menggunakan situasi ini untuk memperkuat pengaruh Inggris di Kesultanan Ottoman. Melalui dedikasinya dalam negosiasi, Harborne berhasil membebaskan banyak tawanan Inggris.

Menurut Brotton, peran perdagangan dalam diplomasi yang diinisiasi oleh individu seperti Drake dan Harborne tidak hanya memperkuat hubungan antara Inggris dan Kesultanan Ottoman tetapi juga menciptakan interaksi lebih luas antara Barat dan dunia Islam.

Dampak dari kegiatan ini meluas jauh di luar pertemuan langsung mereka, memengaruhi kebijakan dan persepsi lintas budaya untuk dekade mendatang.

Baca Juga: Foto-Foto Langka Ratu Elizabeth II dari Arsip National Geographic