Sejarah Dunia: Kala Ratu Inggris dan Sultan Ottoman Jalin Hubungan Mesra

By Tri Wahyu Prasetyo, Jumat, 14 Juni 2024 | 14:00 WIB
Elizabeth I dari Inggris, dengan latar belakang potret Armada, 1590. (The Conversation)

Pengaruh Budaya dan Komersial

Gigi hitam Elizabeth I hitam karena memiliki banyak manisan di Istananya. Kebanyakan manisan ini dari negeri-negeri Muslim, termasuk Kekaisaran Ottoman dan Kesultanan Maroko. (National Portrait Gallery, London)

Hubungan diplomatik yang terjalin erat antara Ratu Elizabeth I dan Sultan Murad III tidak hanya memperkuat posisi politik kedua belah pihak tetapi juga merangsang pertumbuhan perdagangan dan pertukaran budaya yang signifikan antara Inggris dan Kekaisaran Ottoman.

Kemitraan ini membuka peluang baru bagi kedua kerajaan untuk saling memengaruhi dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi dan budaya.

Komoditas utama yang diperdagangkan termasuk rempah-rempah, sutra, dan barang-barang mewah lainnya, memberikan dorongan ekonomi yang signifikan bagi kedua belah pihak.

"Rempah-rempah dan sutra menjadi komoditas utama yang diperdagangkan, memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi kedua negara," kata Brotton.

Pertukaran budaya juga sangat berpengaruh; fesyen Ottoman, seperti pakaian sutra dan hiasan kepala Turki, menjadi populer di Inggris.  Begitu juga rempah-rempah dan makanan dari Timur Tengah mulai masuk ke dalam masakan Inggris.

Selain itu, beberapa istilah dan kata dari bahasa Turki dan Arab mulai masuk ke dalam bahasa Inggris, mencerminkan interaksi budaya yang lebih luas.