Kebenaran tentang Naga Wales Akhirnya Diungkap oleh Para Ilmuwan

By Sysilia Tanhati, Minggu, 9 Juni 2024 | 20:00 WIB
Naga Merah merupakan simbol heraldik yang muncul pada bendera Wales. Namun naga itu rupanya bukan sekadar mitos belaka. (Sodacan/CC BY-SA 3.0)

Nationalgeographic.co.id—Naga Merah merupakan simbol heraldik yang muncul pada bendera Wales. Namun naga itu bukan sekadar mitos belaka. Penemuan fosil yang signifikan telah memberikan wawasan berharga mengenai sejarah dinosaurus di Wales.

Sampai saat ini, negeri naga tidak memiliki bukti keberadaan dinosaurus. Namun, beberapa fosil dinosaurus telah dilaporkan selama dekade terakhir, meskipun kondisi kehidupan mereka sebagian besar masih belum diketahui.

Sebuah studi baru dilakukan oleh tim dari Universitas Bristol dan diterbitkan dalam Proceedings of the Geologists' Association. Studi itu mengungkapkan rincian penting tentang dinosaurus awal Wales telah terungkap untuk pertama kalinya. “Para peneliti menemukan bahwa dinosaurus ini, yang berumur lebih dari 200 juta tahun,” tulis Jan Bartek di laman Ancient Pages.

Dinosaurus itu menghuni daerah dataran rendah tropis di samping laut. Jejak dinosaurus yang ditemukan di Barry dan situs-situs di sekitarnya menunjukkan bahwa makhluk prasejarah ini berjalan melintasi dataran rendah yang hangat.

Penemuan ini menyoroti lingkungan dan habitat tempat dinosaurus awal Wales berkembang biak. Dan memberikan wawasan berharga tentang kondisi ekologi dan perilaku mereka.

Penemuan signifikan ini terjadi di Lavernock Point, terletak dekat Cardiff dan Penarth. Di daerah itu, tebing serpih dan batu kapur berwarna gelap memberikan catatan geologis tentang laut dangkal kuno.

Pada berbagai tingkat dalam formasi batuan ini, telah ditemukan akumulasi fosil tulang. Termasuk sisa-sisa ikan, hiu, reptil laut, dan, dalam beberapa kasus, dinosaurus. Deposit fosil ini memberikan wawasan berharga mengenai beragam kehidupan laut yang menghuni lingkungan prasejarah ini.

Lapisan tulang memberikan gambaran kepulauan tropis yang sering dilanda badai. Badai tersebut menyapu material dari sekitar wilayah tersebut, baik di darat maupun di laut, ke dalam zona pasang surut.

Artinya, hanya dari satu cakrawala fosil, kita dapat merekonstruksi sistem ekologi yang kompleks. “Dengan beragam reptil laut seperti ichthyosaurus, plesiosaurus, dan placodont di air, serta dinosaurus di darat,” tambah Bartek.

“Saya telah mengunjungi pantai di Penarth sepanjang hidup saya namun tidak pernah memperhatikan fosilnya. Kemudian, semakin banyak saya membaca, semakin menakjubkan jadinya. Ahli geologi lokal telah mengumpulkan tulang sejak tahun 1870-an. Sebagian besar berada di Museum Nasional Wales di Cardiff,” jelas Owain Evans, mantan mahasiswa MSc Palaeobiologi Bristol, yang memimpin penelitian tersebut.

Baca Juga: Selain Tiongkok, Naga juga Populer di Inggris pada Abad Pertengahan

“Koleksi dari Lavernock sudah ada sejak abad ke-19, dengan banyak bagian dasar tulang dikumpulkan selama bertahun-tahun. Kehadiran fosil dinosaurus di situs tersebut memastikan bahwa situs tersebut tetap menjadi salah satu lokasi paling penting bagi paleontologi di Wales,” kata Cindy Howells, Kurator Paleontologi di Museum Nasional Wales.

Dua penemuan penting dibuat oleh tim selama kerja lapangan mereka di Lavernock. Keduanya adalah sisa-sisa fosil osteoderm placodont dan satu tulang gular coelacanth. Menurut Dr. Chris Duffin, pengawasnya, sisa-sisa coelacanth dan placodont relatif jarang ditemukan di Inggris. Fakta tersebut membuat temuan ini semakin luar biasa. Kedua fosil ini saja berkontribusi pada pemahaman yang lebih luas tentang periode Rhaetian di Inggris.

“Volume sisa-sisa dinosaurus yang ditemukan di Lavernock sangat menarik dan jadi kesempatan untuk mempelajari periode yang kompleks. Periode itu sering kali misterius dalam sejarah evolusi mereka. Kami telah mengidentifikasi sisa-sisa hewan besar mirip Plateosaurus. Bersama dengan beberapa tulang yang kemungkinan milik theropoda predator," Profesor Michael Benton dari Sekolah Ilmu Bumi Bristol, pengawas proyek lainnya, menambahkan.

Makalah penelitian ini mendedikasikan sebagian besarnya pada mikrofosil melimpah yang ditemukan di situs tersebut. Mikrofosil tersebut meliputi gigi ikan, sisik, dan fragmen tulang. Melalui pemeriksaan cermat terhadap ribuan spesimen, tim berhasil mengidentifikasi spesies kunci yang menghuni laut dangkal selama periode tersebut. Serta menentukan signifikansi relatif setiap spesies dalam ekosistem.

Analisis komprehensif ini telah menjelaskan asal-usul fosil yang dalam bahasa sehari-hari disebut sebagai “naga Wales”. Juga memberikan penjelasan ilmiah atas keberadaan mereka di wilayah tersebut.