Merawat Kebersamaan Antara Manusia dan Hiu Paus di Teluk Cenderawasih

By National Geographic Indonesia, Jumat, 14 Juni 2024 | 17:00 WIB
Seekor hiu paus tengah menyantap kumpulan ikan-ikan kecil di perairan Teluk Cenderawasih. Berdasarkan pemantauan kerja sama antara PT. Pertamina International Shipping dan KLHK bersama Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih, populasi hiu paus bertambah menjadi 203 ekor. (Ricky Martin / National Geographic Indonesia)

Nationalgeographic.co.id—Perairan di Teluk Cenderawasih sangat asri. Airnya berwarna biru, namun terkadang di berbagai lokasi jadi kehijauan. Ada banyak sungai yang bermuara ke sini dari hutan dan pegunungan sekitar yang masih sangat terjaga, seperti lanskap Papua umumnya sebagai "benteng terakhir" Indonesia menghadapi perubahan iklim.

Dari sungai yang bermuara, unsur-unsur keanekaragaman hayati di Teluk Cenderawasih tetap terjaga secara alami. Ada banyak plankton dan alga yang membuatnya terkadang kehijauan yang menandakan daya dukung lingkungannya sangat melimpah.

Selain plankton, ikan kecil seperti teri, cakalang, dan kembung meramaikan ekosistem. Inilah yang pada akhirnya, membuat hiu paus juga betah bertempat di teluk ini.

Balai Besar Taman Nasional Cenderawasih (BBTNTC) mengungkapkan, terdapat 203 individu hiu paus yang tersebar di Teluk Cenderawasih. Angka ini berdasarkan pemantauan yang dilakukan PT. Pertamina International Shipping (PIS) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang dimulai sejak November 2023.

Konservasi Hiu Paus

Pengendali Ekosistem Hutan Seksi Pengelolaan Wilayah I TNTC Sumaryono mengatakan, pemasangan GPS hiu paus sudah pernah dilakukan bersama beberapa yayasan seperti WWF dan Conservation International (CI). 

"Hasil dari informasi pemantauan terakhir ada tiga pergerakan [hiu paus]," terang Sumaryono. "Pergerakannya di dalam TNTC, ada yang sudah teridentifikasi sebelumnya, dan ada juga yang baru masuk ke dalam kawasan."

Pola penyebaran hiu paus bisa sangat jauh seperti ke Gorontalo, Madura, Filipina, Hawaii, dan Australia, berdasarkan pemantauan GPS sebelumnya. Bahkan, Sumaryono mengungkapkan, berkat pemantauan GPS juga diketahui ada individu dari Teluk Cenderawasih yang di Madura.

Konservasi hiu paus berada di ambang "rentan", berdasarkan laporan Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Ancaman penurunan populasi hiu paus disebabkan aktivitas manusia seperti sampah plastik dan aktivitas perkapalan. Sampah plastik adalah masalah bersama yang sedang diupayakan di seluruh dunia.

Ada sekitar ratusan ribu kapal lalu lalang. Di laut yang luas, tidak hanya manusia yang menjelajah, hiu paus pun bermigrasi ke penjuru kawasan tropis planet ini. Oleh karena itu, upaya pencegahan tertabraknya hiu paus harus diperhatikan. 

Hal ini pun menjadi perhatian oleh PT. Pertamina International Shipping (PIS) yang memiliki ratusan kapal di seluruh dunia, termasuk di Indonesia sendiri. Dengan demikian, upaya pelestarian hiu paus menjadi program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Baca Juga: Pemerintah Indonesia Didesak Melindungi Hiu Paus yang Terancam Punah